JAKARTA - Jakarta Timur siap bertransformasi menjadi kawasan emas baru di Jakarta meninggalkan citra lamanya sebagai wilayah industrial menjadi wilayah bisnis dan komersial.
Wilayah Jakarta Timur yang paling luas di Jakarta serta kepadatan penduduk yang paling rendah membuka peluang bagi wilayah ini untuk leluasa berkembang. Sejumlah area bahkan diproyeksikan akan mendorong terciptanya kawasan emas baru di Jakarta Timur.
Kepala Suku Dinas Cipta Karya Tata Ruang dan Pertanahan Jakarta Timur Widodo Soeprayitno menjelaskan meski selama ini wilayah Jakarta Timur memang kerap tertinggal dibandingkan wilayah lain di Jakarta, namun pihaknya telah menyusun sejumlah rencana pengembangan wilayah sesuai dengan potensi-potensi yang dimilikinya. Apalagi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta saat ini juga tengah menggodok Rancangan Perintah Gubernur (Rapergub) yang akan memudahkan pengembangan kawasan.
"Pemprov sedang menggodok Rapergub dimana isinya akan lebih ramah terhadap investasi yang masuk ke Jakarta. Misalnya Dahulu dalam satu zonasi hanya bisa dibangun 30 persen kini dilonggarkan menjadi 60 persen. Melalui regulasi yang sedang disiapkan ini akan memudahkan investasi," ungkap Widodo Dalam Focus Group Discussion (FGD) Membedah Potensi Kawasan Emas Baru di Jakarta Timur yang diselenggarakan oleh Bisnis Indonesia, di Jakarta, Selasa 12 April.
Apalagi Widodo menjelaskan Jakarta Timur masih memiliki potensi pengembangan yang sangat tinggi mengingat wilayah ini merupakan wilayah administrasi paling luas di DKI Jakarta sebesar 188,02 km2 dengan jumlah penduduk 3.037.193 jiwa. Ini membuat kepadatan penduduk di Jakarta Timur relatif rendah jika dibandingkan wilayah lain di Jakarta, sehinggapengembangan Jakarta Timur masih memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan.
Kepala Bagian Pembangunan dan Lingkungan Hidup Setko Kota Jakarta Timur Sarjono dalam kesempatan serupa juga mendorong sejumlah pengembang properti untuk masuk danmengembangkan Jakarta Timur. Namun ia berharappengembangan yang dilakukan tak hanya sekadar membangunhunian melainkan turut mendorong terciptanya ekosistem baru sehingga tercipta kawasan emas baru.
"Sebelumnya pengembang ini hanya jual kavling di Jakarta Timur, kemudian dibangun satu-satu saat ada yang membeli. Namun saat ini sudah ada Agung Podomoro yang merupakanpengembang kredibel sedang melakukan pembangunan di Jalan I Gusti Ngurah Rai, Klender. Artinya tren pertumbuhan memang sudah mulai mengarah ke Jakarta Timur," jelasnya.
Wakil Ketua Kadin Bidang Properti dan Real Estate Jakarta Timur Rose Yunita menambahkan industri properti memang merupakan industri pionir yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan. Sebab industri ini juga memiliki efek berganda alias multiplier effect tinggi. Dari catatan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, industri properti akan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan 147 industri turunannya.
Dalam jangka pendek, pengembanganindustri properti juga bisa mendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi.
"Ada lima sektor bisnis tumbuh dan berkembang di Jakarta Timur. Pertama dengan adanya infrastruktur, permukiman kemudian ada manusia-manusia baru yang tinggal di wilayah tersebut. Ini kemudian akan berkembang ke sejumlah sektor lain seperti konstruksi, makanan dan minuman, kesehatan dan kecantikan, serta SDM dan Pendidikan," ujar Rose.
Pengamat Properti Ali Tranghanda menjelaskan pengembangan pemukiman memang bisa menjadi salah satu fokus yang dikebut oleh Pemerintah Kota Jakarta Timur. Sebab dari catatannya harga lahan di Jakarta Timur sejatinya masih relatif rendah, namun memiliki pertumbuhan yang sangat signifikan, selama lima tahun terakhir pertumbuhan per kuartalnya mencapai 3,48 persen dan menjadi yang tertinggi di Jakarta.
BACA JUGA:
Ali turut menyebut bahwa saat ini wilayah Jakarta Timur Sejatinya memang masih dalam sunrise phase alias masih dalam tahap awal perkembangan, dan masih memiliki ruang pertumbuhan yang sangat besar. Namun masih banyak tantangan yang dinilai Ali masih perlu diselesaikan sebab menurutnya Jakarta Timur memiliki profil dan karakteristik yang sangat beragam.
Ali sendiri membaginya menjadi tiga bagian zona 1: bagian utara yang mencakup Pulogadung dan Cakung sebagai simpul industri di Jakarta Timur, zona 2: bagian tengah yang memanjang dari jalan I Gusti Ngurah Rai sampai Kol Sugiono, yang memiliki potensi sebagai kawasan pemukiman, dan zona 3: Cawang-Kalimalang sebagai pusat transformasi.
"Satu kota akan berkembang kalau ada pusat bisnis, untuk menumbuhkan menarik masyarakat menengah atas untuk menetap, kemudian perlu ada juga kawasan elit, ini yang tidak ada di Jakarta Timur sehingga harus dibuat. Ini misalnya sudah dimulai dengan Jakarta Garden City di Cakung, tapi karakteristiknya itu agak berbeda karena karena zona 1 itu sebenarnya jangkarnya dari Kelapa Gading. Sehingga wilayah zona 2 ini yang paling tepat untuk dikembangkan sebagai kawasan elit sekaligus cikal pengembangan kawasan emas di Jakarta Timur," ungkap Ali.
Pengamat Tata Kota Universitas Trisakti Yayat Supriatna pun sepakat wilayah Jakarta Timur memang memiliki tiga zona yang sebenarnya punya potensi melimpah namun tanpa adanya konektivitas yang baik antar zonanya. Masing-masing zona dinilai Ali bisa dikembangkan sesuai dengan karakteristiknya masing-masing
"Zona 1 karena berdekatan dengan industri, kemudian banyak perkantoran di Kelapa Gading bisa menjadi pusat bisnis, sementara zona 2 bisa menjadi wilayah pemukiman, sedangkan zona 3 karena menjadi titik temu banyak transportasi, seperti LRT Jabodebek, MRT, Bandara Halim Perdana Kusumah Sampai kereta cepat KCIC bisa menjadi hub transportasi yang akan mendorong pertumbuhan Jakarta Timur," jelas Yayat.
Untuk mendorong rencana pengembangan tersebut, Pemda DKI Jakarta maupun Pemerintah Kotamadya Jakarta Timur perlu untuk menciptakan konsep pembangunan yang berkelanjutan dan yang dapat menggali potensi-potensi wilayah secara optimal sehingga dapat menciptakan kawasan emas baru di Jakarta Timur.