JAKARTA - Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra angkat bicara mengenai insiden jatuhnya pesawat Boeing 737-800 miliki China Eastern Airline di pegunungan wilayah Guangxi, China Selatan, kemarin sore.
Sekadar informasi, Garuda Indonesia merupakan salah satu maskapai penerbangan di Indonesia yang memiliki 42 unit pesawat jenis Boeing 737-800 NG. Selain jenis tersebut, Garuda juga memiliki Boeing 777-300ER, Airbus A330-200, Airbus A330-300, Airbus A330-900neo dan ATR 72-600.
Irfan mengatakan bahwa Garuda Indonesia saat ini terus melakukan koordinasi intensif bersama otoritas penerbangan baik Kementerian Perhubungan RI maupun pihak manufaktur perihal hasil evaluasi investigasi atas kejadian tersebut dalam upaya mengoptimalkan tata kelola aspek safety pada layanan operasional penerbangan Garuda.
"B737-800NG yang menjadi salah satu jenis armada yang turut dioperasikan Garuda Indonesia untuk melayani penerbangan penumpang maupun kargo, secara berkelanjutan juga telah melalui prosedur inspeksi berlapis serta pemeriksaan berkala lanjutan terhadap fitur-fitur vital maupun penunjang kelaikan pesawat B737-800NG mengacu pada regulasi keselamatan penerbangan," kata Irfan, dalam keterangan tertulis, Selasa, 22 Maret.
Irfan mengatakan bahwa inspeksi dan pemeriksaan berkala tersebut dilakukan guna memastikan kondisi pesawat dalam kondisi serviceable dan optimal ketika akan terbang.
BACA JUGA:
Garuda jamin pilot sudah kuasai armada
Tak hanya itu, Irfan juga mengklaim melakukan pelatihan dan asesmen terhadap pilot yang dilaksanakan secara rutin melalui pilot proficiency check pada simulator Boeing 737-800 NG untuk memastikan kapabilitas awak pesawat mengenai mitigasi safety dan pemahaman terhadap fungsi setiap sistem dalam operasional penerbangan.
"Pada tiap jenis armada telah dikuasai sepenuhnya oleh awak kabin guna menjaga aspek keamanan dan keselamatan penerbangan sebagai fokus prioritas utama layanan penerbangan Garuda Indonesia," ucapnya.
Sekadar informasi, pesawat jenis Boeing 737-800 menyita perhatian publik usai armada milik China Easter dengan nomor penerbangan MU5735 jatuh di pegunungan wilayah Guangxi, China Selatan, pada Senin sore, 21 Maret.
Pesawat tersebut dilaporkan membawa 132 orang. Terdiri dari 123 orang penumpang dan 9 awak pesawat. Seluruhnya dinyatakan meninggal dunia.