Catat 2,2 Juta Kunjungan Pasien, Keuntungan Prodia Melesat 131 Persen Menjadi Rp621,62 Miliar
Foto: Dok. Antara

Bagikan:

JAKARTA – Perusahaan pengelola laboratorium Prodia, PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) membukukan laba bersih Rp621,62 miliar pada 2021. Angka itu tumbuh 131,3 dibandingkan tahun sebelumnya.

“Pencapaian ini menunjukkan ketahanan model bisnis, kokohnya bisnis inti dan keunggulan operasional Prodia,” kata Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty dalam keterangannya, Selasa 15 Maret.

Pencapaian laba bersih Prodia tidak lepas dari pertumbuhan penjualan serta pengelolaan biaya beban. Pendapatan bersih perseroan naik 41,6 persen menjadi Rp2,65 triliun, dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp1,87 triliun.

Menurut Dewi, tahun 2021 merupakan tahun yang penuh dengan tantangan tak terkecuali bagi perseroan yang berada di sektor kesehatan. Namun, pada masa pandemi COVID-19 ini, perseroan masih mampu mencatatkan pertumbuhan pendapatan bersih, mempertahankan performa profitabilitas Prodia dengan tetap memprioritaskan keamanan, kesehatan dan keselamatan karyawan dan pelanggan.

“Perseroan juga berhasil beradaptasi terhadap dinamika situasi terkini dengan tetap fokus pada optimalisasi produktivitas, pengendalian biaya, pemanfaatan teknologi untuk peningkatan layanan bagi pelanggan, dan menjaga pertumbuhan pendapatan dan laba,” ungkap Dewi.

Sepanjang tahun 2021, jumlah pemeriksaan mencapai 19,6 juta dan jumlah kunjungan mencapai 3,6 juta. Jumlah permintaan tes esoterik mengalami peningkatan sebesar 39,2 persen pada tahun 2021 menjadi 2,2 juta tes.

Pendapatan tes esoterik mengalami peningkatan sebesar 42,7 persen pada tahun 2021 menjadi Rp999,2 miliar. Pendapatan tes rutin juga meningkat 40,1 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Sementara itu, perseroan juga mencatat jumlah kunjungan pelanggan (patient visit) mengalami peningkatan 8,2 persen menjadi lebih dari 2,2 Juta pada tahun 2021.

Sebagai tambahan informasi, total aset perseroan pada tahun 2021 mencapai Rp2,72 triliun yang terdiri dari aset lancar sebesar Rp1,77 triliun dan aset non lancar menjadi Rp949,50 miliar. Selain itu, total ekuitas naik menjadi sebesar Rp2,25 triliun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp1,79 triliun.