Jadi Seteru Ukraina, Begini Kondisi Perekonomian Rusia Selama Diserang Pandemi
Ilustrasi (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Perintah Presiden Rusia Vladimir Putin untuk “menggelar operasi militer khusus” ke wilayah Ukraina tentu membawa konsekuensi terhadap penggunaan anggaran. Terlebih, situasi pandemi COVID-19 yang masih berlangsung hingga saat ini membuat beban keuangan negara semakin besar.

Mengutip laporan Bank Dunia, disebutkan bahwa Rusia pada 2020 mengalami penurunan produk domestik bruto (PDB) sebesar 3 persen. Bukuan tersebut lebih baik dibandingkan dengan kontraksi global pada periode yang sama dengan 3,8 persen.

“Beberapa faktor yang membantu Rusia tampil relatif lebih baik antara lain kebijakan fiskal countercyclical yang substansial,” kata Bank Dunia dalam laporannya dikutip redaksi pada Selasa, 1 Maret.

Kedua, dalam hal pekerjaan, meskipun masih tetap di bawah tingkat prapandemi namun pasar tenaga kerja membaik.

Tingkat pengangguran pada Maret 2021 tercatat 5,4 persen atau turun dari 6,4 persen pada 2020. Situasi pengurangan pekerjaan (PHK) tidak bisa dihindari. Tercatat selama pandemi 1,78 juta orang kehilangan pekerjaan dengan sektor dominan antara lain manufaktur, konstruksi, ritel dan perhotelan, dan layanan kesehatan/sosial.

Ketiga, beralih ke harga pangan. Faktor siklus dan struktural berada di balik kenaikan barang-barang seperti gula dan telur. Permintaan global yang lebih tinggi, gangguan pasokan dunia karena cuaca buruk, dan panen domestik yang lebih rendah telah berkontribusi pada kenaikan sejumlah indikator.

Faktor struktural berasal dari embargo pangan 2014, yang mengurangi persaingan di pasar domestik, karena produksi dalam negeri belum dapat sepenuhnya memenuhi permintaan.

Pada saat yang sama, respons kebijakan jangka pendek (siklus) terhadap kenaikan harga pangan diarahkan pada pembatasan ekspor seperti larangan, kuota, tarif, dan batas harga dan subsidi.

Keluarga berpenghasilan rendah dan miskinlah yang secara tidak proporsional terpengaruh oleh kenaikan harga pangan, karena mereka menghabiskan hampir setengah dari pendapatan mereka untuk makanan.

“Oleh karena itu, pendekatan yang lebih baik untuk membantu mereka yang paling terkena dampak kerawanan pangan adalah dengan meningkatkan penargetan jaring pengaman sosial Rusia untuk mengurangi kerawanan pangan dan kemiskinan,” ungkap Bank Dunia.