JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memamerkan kemampuan Indonesia mengendalikan inflasi dibanding negara lain. Padahal saat ini dunia menghadapi tantangan akibat perang Rusia-Ukraina dan pandemi COVID-19.
Hal ini disampaikan Jokowi saat memberi sambutan pada Muktamar Muhammadiyah di Solo, Jawa Tengah. Orang nomor satu di Indonesia itu mengatakan, angka inflasi bisa ditekan hingga 5,7 persen.
"Artinya rata-rata kenaikan harga di sekitar lima persen. Ini jauh lebih rendah dari rata-rata inflasi di negara-negara dunia," kata Jokowi dikutip dari tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu, 19 November.
Tak hanya itu, Jokowi juga memamerkan kondisi ekonomi di Tanah Air yang dianggapnya menggembirakan. "Kuartal ketiga ekonomi kita bisa tumbuh 5,72 persen dan perdagangan kita juga meningkat 58 persen," tegas eks Gubernur DKI Jakarta.
Jokowi bilang meningkatnya kondisi ekonomi ini karena mampu menghadapi pandemi COVID-19. Klaimnya, Indonesia menjadi salah satu negara yang capaian vaksinasinya tinggi yaitu 440 juta dosis.
Meski begitu, Indonesia tetap harus waspada. Karena masalah pandemi COVID-19 sudah ada perang antara Rusia-Ukraina yang menyebabkan rusaknya rantai pasok global hingga meningkatnya harga pangan.
"Di tengah tantangan yang berat dan sangat sulit dan sangat tidak mudah, alhamdulillah, pemulihan ekonomi bisa kita kelola dengan baik," tegasnya.
Dirinya juga mengingatkan transformasi nasional terus dilakukan. Hilirisasi industri harus jadi prioritas sehingga mendapat nilai tambah yang makin menguatkan perekonomian dalam negeri.
"Kita tidak boleh mengekspor bahan mentah yng sudah berpuluh-puluh tahun. Kita harus melakukan hilirisasi infustri di dalam negeri supaya mendapatkan nilai tambah dan kita juga mendongkrak supaya UMKM kita naik kelas dengan digitalisasi," pungkasnya.