JAKARTA - Indonesia diketahui memiliki hubungan diplomatik yang cukup baik dengan Rusia dan Ukraina. Kini, kedua negara itu sedang terlibat konflik militer secara terbuka.
Sebagai negara sahabat, RI dipandang perlu untuk memastikan sepasang negara seperibuan itu untuk tetap berdamai, setidaknya guna mengamankan kepentingan ekonomi Indonesia.
Mengutip data yang dilansir oleh Badan Pusat Statistik (BPS), diketahui bahwa Rusia adalah salah satu mitra perdagangan penting. Hal itu tercermin dari surplus neraca perdagangan yang sebesar 240 juta dolar AS pada sepanjang 2021.
Angka tersebut diperoleh dari nilai ekspor yang sebesar 1,49 miliar dolar AS berbanding impor sebesar 1,25 miliar dolar AS.
Adapun, komoditas andalan RI untuk Ekspor ke Rusia antara lain lemak dan minyak hewan, bahan pangan, barang sandang, dan rempah-rempah. Sementara impor terdiri dari bahan bakar mineral dan komponen pesawat terbang.
BACA JUGA:
Untuk Ukraina, Indonesia mencatatkan defisit sekitar 625 miliar dolar AS pada tahun lalu akibat lebih banyaknya impor dengan 1,04 miliar dolar AS berbanding ekspor 416,99 juta dolar AS. Bukuan perdagangan RI-Ukraina terdiri dari lemak dan minyak hewan, kakao, kertas, dan bahan pangan lain.
Tampaknya Rusia dan Ukraina lupa jika negara bertetangga perlu menjaga atau bahkan meningkatkan hubungan perdagangan. Sebab, kerja sama ekonomi adalah cara yang paling baik untuk mencegah terjadinya perang di masa mendatang.