JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut invasi Rusia ke Ukraina akan membawa dampak bagi perdagangan internasional Indonesia dengan kedua negara tersebut.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto mengatakan ketegangan militer dipastikan akan menghambat pasokan, baik yang diterima oleh Indonesia maupun yang dikirim ke Tanah Air.
“Perang Ukraina ini tidak lepas dari supply dan demand kita, utamanya yang terkait dengan perdagangan luar negeri. Jadi barangkali yang berdampak langsung kepada beberapa komoditas ekspor dan impor Indonesia,” ujar dia ketika menggelar konferensi pers secara virtual pada Selasa, 1 Maret.
Meski demikian Setianto, tidak bisa memberikan keterangan lebih terperinci seberapa besar dampak yang bakal terjadi. Pasalnya, BPS sendiri belum melakukan perhitungan pada saat bulan berjalan.
“Hanya saja, seberapa besar pengaruhnya kita tidak bisa memberikan jawaban. Nanti ketika BPS merilis hasil ekspor dan impor serta inflasi di bulan selanjutnya baru dapat memberikan keterangan secara lengkap karena kami tidak bisa berspekulasi dan hanya memotret apa yang telah terjadi,” jelas Setianto.
Dalam pemberitaan VOI sebelumnya, diketahui bahwa Rusia dan Ukraina merupakan mitra dagang strategis RI di kawasan Eropa Timur dengan valuasi mencapai miliaran dolar AS.
BACA JUGA:
Secara terperinci, Indonesia membukukan surplus neraca perdagangan yang sebesar 240 juta dolar AS pada sepanjang 2021 dengan Rusia. Angka tersebut diperoleh dari nilai ekspor yang sebesar 1,49 miliar dolar AS berbanding impor sebesar 1,25 miliar dolar AS.
Adapun, komoditas andalan RI untuk Ekspor ke Rusia antara lain lemak dan minyak hewan, bahan pangan, barang sandang, dan rempah-rempah. Sementara impor terdiri dari bahan bakar mineral dan komponen pesawat terbang.
Sementara untuk Ukraina, Indonesia mencatatkan defisit sekitar 625 miliar dolar AS pada tahun lalu akibat lebih banyaknya impor dengan 1,04 miliar dolar AS berbanding ekspor 416,99 juta dolar AS. Bukuan perdagangan RI-Ukraina terdiri dari lemak dan minyak hewan, kakao, kertas, dan bahan pangan lain.