JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani melaporkan hasil pertemuannya dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) usai Sidang Kabinet Paripurna di Istana Merdeka Jakarta. Dalam konferensi pers secara virtual, bendahara negara itu menyebut jika pemerintah telah membuka pembahasan soal desain Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023.
Menurut dia, pemerintah optimistis jika kondisi perekonomian pada tahun depan akan lebih baik seiring dengan langkah-langkah pengendalian pandemi yang semakin kuat. Dia juga menyampaikan jika rate pertumbuhan bakal semakin kencang pada 2023.
“APBN untuk 2023 kita berharap pertumbuhan ekonomi ada di dalam rentang 5,3 persen sampai dengan 5,9 persen,” ujarnya pada Rabu, 16 Februari.
Diungkapkan Menkeu terdapat sejumlah faktor pendorong yang menjadi landasan pemerintah mematok tinggi angka pertumbuhan.
BACA JUGA:
Pertama, kondisi pandemi yang mulai berangsur dalam kondisi normal yang dibuktikan dengan level Produk Domestik Bruto atau PDB (Gross Domestic Product/GDP) 2021 yang sudah melampaui taraf sebelum pandemi terjadi.
“Reformasi di bidang kesehatan akan menjadi sangat penting, baik menyangkut alat kesehatan maupun dari sisi penyelenggaraan yang penting untuk ditingkatkan,” katanya.
Kedua, adalah reformasi pada bidang investasi dan perdagangan. Untuk sektor ini, Menkeu menjelaskan jika transformasi manufaktur diperlukan demi menjadi lokomotif pemulihan ekonomi.
“Serta yang ketiga adalah kesadaran ekonomi hijau, di mana potensi ekonomi yang berasal dari karbon dan teknologi energi terbarukan diharapkan menjadi sumber pertumbuhan yang baru,” ucap dia.