JAKARTA - PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk membukukan pertumbuhan kinerja di sepanjang tahun 2021 lalu. Emiten berkode saham SIDO ini mencetak pertumbuhan hingga dua digit dari sisi penjualan maupun laba bersih.
Dalam laporan keuangan SIDO yang dipublikasikan di laman Bursa Efek Indonesia, dikutip Senin 7 Februari, produsen Tolak Angin dan Kuku Bima Energy ini membukukan penjualan hingga Rp4,02 triliun di 2021. Capaian itu meningkat 20,55 persen secara tahunan atau year on year (yoy) dibanding tahun 2020 di mana SIDO membukukan penjualan Rp3,33 triliun.
Masing-masing segmen penjualan SIDO kompak mencatat pertumbuhan. Kenaikan paling tinggi dicatat oleh segmen penjualan farmasi yang tumbuh hingga 26,48 persen yoy.
Kendati peningkatannya paling tinggi, kontribusi terhadap penjualan SIDO tercatat paling mini, yakni Rp137,14 miliar sepanjang tahun.
Sementara itu, penjualan jamu herbal dan suplemen meningkat hingga 21,27 persen yoy menjadi Rp2,69 triliun dari Rp2,22 triliun. Capaian ini menjadikan jamu herbal dan suplemen kontributor paling tinggi terhadap penjualan SIDO di tahun lalu.
Adapun penjualan makanan dan minuman juga naik 18,34 persen yoy menjadi Rp1,19 triliun dari sebelumnya Rp1 triliun. Peningkatan dari sisi top line itu turut mengerek bottom line SIDO hingga 35 persen yoy.
BACA JUGA:
Sepanjang tahun 2021, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk mampu menembus Rp1 triliun, tepatnya Rp1,26 triliun, padahal pada tahun 2020, laba SIDO tercatat Rp934,01 miliar.
Sekadar informasi, total aset SIDO hingga akhir tahun lalu tercatat Rp4,06 triliun. Jumlah tersebut naik 5,70 persen yoy dari Rp3,84 triliun.
Adapun total liabilitasnya menurun 4,78 persen yoy menjadi Rp597,78 miliar dan total ekuitasnya naik 7,74 persen yoy menjadi Rp3,47 triliun.