JAKARTA - PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (Sido Muncul) membukukan pertumbuhan penjualan pada periode enam bulan atau semester I 2020. Emiten berkode saham SIDO ini mengalami kenaikan penjualan sebesar 3,5 persen menjadi Rp1,46 triliun, dibanding Rp1,41 triliun pada periode yang sama di tahun 2019.
Direktur Keuangan Sido Muncul, Leonard, mengatakan, kinerja penjualan segmen Herbal and Supplement mengalami penurunan penjualan sebesar 2,1 persen. Namun segmen Food and Beverages mengalami pertumbuhan sebesar 16,3 persen, dan segmen Pharmaceutical juga bertumbuh sebesar 6,0 persen.
Sementara dari sisi laba bersih, ungkap Leonard, Sido Muncul tercatat mengalami kenaikan sebesar 10,6 persen, menjadi Rp413,8 miliar dari Rp374,1miliar pada periode yang sama di tahun sebelumnya.
Adapun capital expenditure (capex) atau belanja modal, lanjut Leonard, selama enam bulan di 2020 Sido Muncul telah menggunakan sebesar Rp20,8 miliar. Total anggaran belanja modal Sido Muncul tahun ini adalah sekitar Rp135 miliar.
"Dengan melihat raihan di semester I 2020, kami menargetkan mampu meraih pertumbuhan double digit dari sisi laba bersih, dan tumbuh satu digit dari sisi pendapatan," jelasnya dalam Public Expose Virtual, Kamis 27 Agustus.
Produk Sido Muncul dibagi dalam tiga segmen. Yang pertama adalah Herbal and Supplement di antaranya terdiri dari produk Tolak Angin, jamu-jamuan dan Suplemen. Yang kedua adalah Food and Beverages yang merupakan produk minuman dan confectionaries di antaranya Permen, Kuku Bima Ener-G!, Kopi Jahe, Susu Jahe, Jahe Wangi, Kunyit Asam, Alangsari dan lain-lainnya.
BACA JUGA:
Segmen yang ketiga adalah Pharmaceutical, yakni produk obat-obatan yang diproduksi oleh PT Berlico Mulia Farma.
"Perseroan akan terus berinovasi menciptakan produk-produk baru dan mengembangkan produk yang ada yang bermanfaat bagi masyarakat," kata Leonard.
Stock Split
Sebagaimana yang sudah diumumkan oleh perseroan, bahwa tanggal 27 Agustus, 2020 Sido Muncul akan melaksanakan RUPSLB yang agendanya meminta persetujuan dari para pemegang saham untuk melakukan aksi korporasi stock split dengan rasio 1:2. Sehingga jumlah saham akan menjadi 2 kali lipat dari sebelumnya.
"Aksi korporasi ini dilakukan dengan harapan agar saham SIDO semakin diminati investor khususnya investor ritel," ujar Leonard.