JAKARTA - PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) mencatatkan penurunan laba bersih senilai Rp146,3 miliar sepanjang semester I tahun 2020. Dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, angka tersebut mengalami penurunan tiga kali lipat hingga 306 persen.
Direktur Keuangan Pembangunan Jaya Ancol, Hari Sundjojo mengatakan, kinerja keuangan perseroan sangat terdampak akibat pandemi virus corona atau COVID-19. Sebab, pascakasus pertama ditemukan di Indonesia, kawasan rekreasi ini ditutup mulai 14 Maret hingga 19 Juni.
"Laba bersih kami turun 306 persen di Juni atau menjadi rugi Rp146,3 miliar," katanya, dalam video conference, Senin, 24 Agustus.
Perseroan juga mencatatkan penurunan pendapatan usaha sebesar 58 persen menjadi Rp254,2 miliar di periode semester I tahun 2020. Padahal, kata Hari, pada periode yang sama tahun lalu Ancol berhasil membukukan pendapatan mencapai Rp607,8 miliar.
BACA JUGA:
"Pendapatan usaha perseroan bulan Juni 2020 turun kurang lebih 58 persen," tuturnya.
Namun, Hari menjelaskan, Pembangunan Jaya Ancol dari sisi aset justru mengalami pertumbuhan 10 persen, yakni dari Rp4,1 triliun jadi Rp4,5 triliun.
Begitu pula dengan liabilitas, yang meningkat 29 persen dari Rp1,9 triliun menjadi Rp2,5 triliun. Sebaliknya, terjadi penurunan ekuitas 7 persen dari Rp2,1 triliun menjadi Rp2 triliun.
"Penyebab kenaikan aset ini karena kita memang membutuhkan dana untuk pemenuhan obligasi yang jatuh tempo di bulan Juli tahun ini, Rp300 miliar," jelasnya.