Bagikan:

JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia percaya diri (pede) bisa mencapai target realisasi investasi yang diberikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebesar Rp1.200 triliun. Setelah sebelumnya, Bahlil berhasil melampaui target Rp900 triliun di tahun 2021.

Bahlil mengakui bahwa pencapaian target Rp1.200 triliun bukan hal yang mudah untuk dicapai. Namun dirinya optimis bisa mencapai.

"Memang tidak mudah ke depan, tapi saya yakin dengan pengalaman dua tahun 2020 dan 2021, ada perubahan pola regulasi lewat Undang-Undang Cipta Kerja dan tingkat kebutuhan global terhadap SDA Indonesia. Saya yakin karena Bapak Presiden sangat konsisten untuk membangun hilirisasi, maka target Rp1.200 triliun dapat kita wujudkan," katanya dalam konferensi pers secara virtual, Kamis, 27 Januari.

Bahlil mengatakan untuk mewujudkan realisasi investasi sebesar Rp1.200 triliun tersebut Kementerian Investasi atau BKPM telah menyiapkan tiga strategi. Pertama, memaksimalkan potensi investasi yang izin dan fasilitas yang sudah dilakukan.

"Kemarin saya sudah katakan, bahwa beberapa perusahaan sudah dapatkan insentif kurang lebih Rp2.000 triliun. Ini akan menjadi bagian terpenting, akan menjadi prioritas kita," jelasnya.

Strategi kedua, lanjut Bahlil, pihak yang akan mengejar investasi-investasi yang mulai di-launching di awal 2021 dan pertengahan. Pemerintah juga akan mendorong konstruksi pembangunan dipercepat dari rencana.

Contohnya, kata Bahlil, membangun pabrik yang seharusnya memakan waktu 36 bulan, dimajukan menjadi 30 bulan.

"Ini berarti bisa mempercepat realisasi dalam menaikkan angka realisasinya," tuturnya.

Terakhir, lanjut Bahlil, pihaknya akan membentuk tim tujuannya untuk merayu para investor asing dari berbagai negara untuk berinvestasi ke Tanah Air.

"Ketiga adalah kita akan tetap untuk bertempur di global. Karena kemampuan keuangan di negara kita itu di bank pasti berkurang. Pasti tidak cukup untuk meningkatkan realisasi investasi kita Rp1.200 triliun. Maka saya akan membentuk tim yang akan bekerja berkompetisi di beberapa negara termasuk di Uni Emirat Arab, China, Korea, Jepang dan Amerika," ucapnya.