Bagikan:

JAKARTA - Menteri Investasi Bahlil Lahadalia membantah bahwa investasi asing di Indonesia dikuasai oleh China. Kata dia, China bukan negara dengan nilai investasi penanaman modal asing (PMA) nomor satu di Indonesia.

“Jadi negara-negara dari mana saja yang masuk ke Indonesia? Yang pertama itu adalah Singapura. Jadi Singapur masih tetap nomor pertama yang masuk di Indonesia,” tuturnya dalam acara BNI Investor Daily Summit 2023, di Jakarta, Rabu, 25 Oktober.

Bahlil tak menampik bahwa China juga menjadi negara yang agresif berinvestasi di Indonesia. Hal ini tercermin dari posisi China yang menempati urutan kedua sebagai negara dengan investasi asing terbesar di Indonesia.

"Yang kedua dari China, (kemudian) Hongkong, Korea, Jepang bahkan sekarang Amerika masuk nomor lima dan dua negara dari Eropa," katanya.

Data ini, kata Bahlil, mencerminkan bahwa investasi asing di Indonesia tidak hanya dikuasai oleh satu negara saja. Kata dia, investasi asing di Indonesia sudah merata dari berbagai negara.

"Jadi investasi di Indonesia saya kira sudah merata, tidak lagi dikuasai oleh negara tertentu. Jadi keliru kalau dikatakan investasi Indonesia dikuasai oleh China melulu. Ini enggak benar," ucapnya.

Realisasi Target Investasi

Bahlil juga menyinggung mengenai realisasi target investasi. Kata dia, hingga kuartal III 2023 realisasi dalam sembilan bulan sudah mencapai Rp1.053 triliun dari target yang dipasang Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebesar Rp1.400 triliun.

"Itu rata-rata tetapi kita bersyukur bahwa di Indonesia alhamdulillah target investasi kita di tahun 2023 itu sebesar Rp1.400 triliun dan kemarin kita rilis kuartal III jadi dari Januari sampai September kita sudah mencapai kurang lebih sekitar 75,2 persen dari total target Rp1.400 triliun,” tuturnya.

Berkaca pada realisasi investasi yang sudah mencapai Rp1.053 triliun, Bahlil optimistis target investasi sebesar Rp1.400 triliun bisa dicapai di akhir tahun nanti.

"Saya optimis bahwa target Rp1.400 triliun ini akan tercapai," jelasnya.