JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dengan tegas menyatakan bahwa DKI Jakarta merupakan pusat ekonomi dan keuangan di Indonesia. Menurut dia, Jakarta memiliki peran strategis dalam perekonomian nasional.
“Ini bisa dilihat dari besarnya konsumsi rumah tangga Jakarta dalam mempengaruhi output wilayah lain, seperti Jawa sebesar 21 persen, Kalimantan 6 persen, Sumatera 5 persen, hingga Nusa Tenggara dan Sulampua (Sulawesi, Maluku, dan Papua) dengan masing-masing 4 persen,” ujarnya dalam sebuah webinar pada Jumat, 24 Desember.
Perry menambahkan, kawasan ibu kota ini juga dianggap berandil besar dalam mengerek sektor keuangan di Tanah Air.
“Outstanding kredit di Jakarta mencapai 29 persen dari seluruh kredit nasional. Tidak hanya itu, jumlah simpanan masyarakat Jakarta tercatat menyumbang porsi 49 persen dari seluruh simpanan di lembaga jasa keuangan,” tuturnya.
BACA JUGA:
Lebih lanjut, bos BI menginformasikan pula sistem pembayaran di Jakarta menjadi penyumbang transaksi nontunai terbesar dengan 61 persen hingga kuartal III 2021. Angka ini meningkat dari bukuan di penghujung 2020 lalu yang sebesar 60 persen.
“Jumlah pengguna QRIS di Jakarta juga sangat besar dengan catatan 18,8 persen dari total 2,6 juta mechant,” tutup Perry Warjiyo.