JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menilai kondisi perekonomian RI tetap kuat meski terjadi gejolak yang cukup signifikan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan bahwa secara fundamental kondisi ekonomi domestik masih terjaga seiring dengan meredanya penyebaran COVID-19 varian Omicron di tengah meningkatnya risiko geopolitik Rusia-Ukraina.
“Perkiraan pertumbuhan ekonomi tersebut ditopang oleh perbaikan konsumsi rumah tangga dan investasi nonbangunan serta tetap positifnya pertumbuhan konsumsi pemerintah,” ujar dia ketika menggelar konferensi pers secara virtual pada Kamis, 17 Maret.
Adapun, di sisi eksternal kinerja ekspor diperkirakan tetap baik, meskipun tidak setinggi pertumbuhan pada triwulan sebelumnya, seiring dampak geopolitik dan tertahannya aktivitas perdagangan global.
“Secara spasial, kinerja ekspor yang tetap kuat terutama terjadi di wilayah Jawa, Sulawesi-Maluku-Papua, dan Bali-Nusa Tenggara,” tutur dia.
BACA JUGA:
Lebih lanjut, Perry menjelaskan bahwa sejumlah indikator ekonomi hingga awal Maret 2022 tercatat tetap baik, seperti penjualan eceran, keyakinan konsumen, penjualan semen, dan mobilitas masyarakat di berbagai daerah.
Dia pun memastikan kinerja ekonomi diperkirakan tetap baik ditopang oleh akselerasi vaksinasi, kebijakan persyaratan perjalanan yang lebih longgar, pembukaan ekonomi yang semakin meluas, serta berlanjutnya stimulus kebijakan Bank Indonesia, pemerintah, dan otoritas terkait lainnya.
“Dengan bacaan tersebut pertumbuhan ekonomi pada 2022 diperkirakan tetap berada dalam kisaran 4,7 persen sampai dengan 5,5 persen,” tutup Gubernur BI Perry Warjiyo.