JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo secara tegas menyatakan bahwa perekonomian RI berada berada dalam kondisi yang cukup menggembirakan dan berada dalam tren positif. Menurut dia, hal tersebut merupakan pencapaian yang baik ditengah penguatan tekanan akibat ketidakpastian global.
“Alhamdulillah Indonesia mampu bertahan dan kini pulih. Stabilitas terjaga, pertumbuhan ekonomi tinggi dan lebih baik dari banyak negara lain,” ujarnya dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia di Jakarta, Rabu, 30 November.
Menurut Perry, torehan itu tidak lepas dari kuatnya sinergi dan inovasi kebijakan BI bersama dengan pemerintah. Meski demikian, dia menghimbau kepada seluruh pihak untuk tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap dinamika yang kemungkinan hadir seiring dengan sikap optimisme ke depan.
“Dunia masih bergejolak. Kita belum tahu kapan perang Rusia dan Ukraina akan berakhir. Perang dagang China dan Amerika Serikat kembali memanas. Belum lagi adanya lockdown di China selama enam bulan turut meningkatkan tekanan,” tuturnya.
Belum lagi harga energi, sambung Perry, yang semakin tinggi dengan distribusi barang yang tersendat membuat ancaman stagflasi di dunia semakin nyata.
“Kita perlu mewaspadai ini semua,” tegas dia.
BACA JUGA:
Sebagai informasi, Indonesia berhasil mencatatkan pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen dalam empat kuartal terakhir. Bukuan tersebut membuat BI dan pemerintah optimistis angka pertumbuhan bisa berada pada kisaran 5,1 persen hingga 5,2 persen di penutupan periode 2022.
Selain itu, tekanan inflasi cenderung terjaga dengan catatan Oktober 5,7 persen. Sebelumnya, level inflasi sempat menyentuh 5,9 persen pada September akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Meski begitu, dampak peningkatan bandrol energi ternyata hanya berlangsung selama satu bulan dan kembali melandai pada bulan selanjutnya. Situasi ini malahan diklaim BI lebih cepat dari bacaan sebelumnya yang memperkirakan dampak kenaikan BBM akan cukup kuat terhadap angka inflasi.