Punya Utang Rp4.000-an Triliun, Konglomerat Hui Ka Yan Jual Kepemilikan Sahamnya di Evergrande Senilai Rp4,88 Triliun
Pemilik Evergrande, Konglomerat Hui Ka Yan (Foto: Dok. Forbes)

Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan properti asal China, Evergrande masih terus berjuang agar bisa membayar semua utang yang mereka. Setelah beberapa kali menunda pembayaran utang jatuh tempo, kini sejumlah cara dilakukan agar raksasa properti milik konglomerat Hui Ka Yan ini bisa membayar utangnya.

Dikutip dari Bloomberg, Minggu 28 November, Hui Ka Yan telah melepas sebagian kepemilikannya seharga 2,68 miliar dolar Hong Kong atau setara 344 juta dolar AS (Rp4,88 triliun). Langkah ini menjadi tanda bahwa Hui terus merogoh koceknya sendiri untuk menyelamatkan raksasa properti yang terlilit utang itu.

Berdasarkan pernyataan ke Bursa Efek Hong Kong, Hui menjual 1,2 miliar saham dengan rata-rata harga per saham 2,23 dolar AS masing-masing pada hari Kamis 25 November. Penjualan ini mengurangi kepemilikan Hui bersama istrinya menjadi masing-masing 67,87 persen dari 76,96 persen.

Regulator China mendesak Hui untuk menggunakan kekayaan pribadi untuk menopang keuangan Evergrande. Hui sendiri telah menyuntikkan lebih dari 1 miliar dolar AS ke Evergrande sejak Juli.

Bukan cuma itu saja, regulator China juga mengambil alih stadion sepak bola China Evergrande Group. Sumber Reuters menyebutkan rencananya aset ini akan dijual memenuhi kewajiban dari Evergrande.

Sebagai informasi, Evergrande masih terus berjuang untuk memenuhi pembayaran utang lebih dari 300 miliar dolar AS (sekitar Rp4.200 triliun). Sumber itu juga menyebutkan kalau Evergrande sedang mempertimbangkan untuk menjual klub Sepak Bola Guangzhou yang bermain di Liga dan hingga kini masih saja terus merugi.

Pembangunan Stadion Sepak Bola Guangzhou Evergrande senilai 1,86 miliar dolar AS dimulai pada April tahun lalu dan ditargetkan selesai pada akhir 2022. Saat itu ditetapkan sebagai tempat sepak bola terbesar di dunia berdasarkan kapasitas.

Hingga kini Evergrande telah menghentikan konstruksi stadion tersebut karena kurangnya modal. Namun pihak Evergrande menolak berkomentar mengenai pengambil alihan stadion ini.