JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani melaporkan bahwa instrumen pembiayaan hijau (green bond) yang dirilis oleh pemerintah mendapat respon positif dari masyarakat. Dalam penuturannya, Menkeu menyebut jika sebagian besar investor berasal dari kalangan muda.
“Dalam profil investor green bond kita di dalam negeri terdapat segmen investor milenial yang dalam hal ini meningkat secara cukup signifikan dengan 50 persen dari investor adalah para milenial. Ini tentu menggembirakan,” ujarnya dalam sebuah webinar Indonesia’s SDGs Annual Conference 2021 yang disiarkan secara virtual, Selasa, 23 November
Menurut Menkeu, instrumen green bond adalah upaya pemerintah mendiversifikasi sumber pendanaan yang sejalan dengan prinsip lingkungan hidup serta memiliki konsep berkelanjutan.
“Kita akan terus menyempurnakan instrumen pembiayaan ini di dalam rangka menciptakan edukasi dan juga pemahaman bagi korporasi yang juga nantinya bisa meng-issued green bond ini,” tuturnya.
Untuk diketahui, Indonesia adalah salah satu negara terdepan yang menerbitkan instrumen pembiayaan green, utamanya sukuk. Sejak pertama kali dirilis pada 2018 silam, instrumen ini telah berhasil menyerap dana investor hingga puluhan triliun rupiah.
BACA JUGA:
Terdapat dua jenis instrumen yang telah dirilis pemerintah. Pertama, global green sukuk dengan nilai Rp3,5 miliar dolar AS atau setara Rp49,7 triliun (kurs Rp14.202). Kedua, green sukuk ritel dengan pangsa pasar dalam negeri sebesar Rp6,88 triliun.
Pada kesempatan tersebut bendahara negara juga mengungkapkan rencana pemerintah untuk merilis instrumen pembiayaan baru dengan menonjolkan potensi kelautan atau blue economy.
“Bapak presiden bahkan sudah meminta kami untuk melihat aspek kelautan sehingga ekonomi biru atau blue economy menjadi sangat penting,” katanya.