Setelah <i>Green Bond</i>, Sri Mulyani Bidik Penerbitan Surat Berharga Negara dari Sektor Kelautan <i>Blue Economy</i>
Menteri Keuangan, Sri Mulyani. (Irfan Meidianto/VOI)

Bagikan:

JAKARTA – Pemerintah melalui Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menegaskan bahwa Indonesia terus melakukan upaya eksplorasi guna menghadirkan sumber pembiayaan baru yang sesuai dengan prinsip keberlanjutan.

Malahan, Menkeu mengaku mendapat arahan langsung dari Presiden Joko Widodo untuk bisa masuk dalam instrumen yang lebih kreatif, seperti optimalisasi kekayaan sumber daya alam.

“Bapak presiden bahkan sudah meminta kami untuk melihat aspek potensi dari kelautan sehingga ekonomi biru atau blue economy menjadi sangat penting,” ujarnya saat menjadi pembicara pada Indonesia’s SDGs Annual Conference 2021 yang disiarkan secara virtual, Selasa, 23 November.

Menurut Menkeu, pemerintah mempunyai perhatian kuat dalam menghadirkan pembangunan ramah lingkungan yang bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Semuanya kita kombinasikan antara kepedulian kita terhadap lingkungan dengan kepedulian terhadap kondisi dan situasi masyarakat yang perlu untuk ditingkatkan kesejahteraannya,” tutur dia.

Lebih lanjut, bendahara negara mengungkapkan pula apabila cita-cita merilis instrumen pembiayaan biru sesuai dengan semangat sustainable development goals (SDG).

“Tentu kita akan terus melakukan pengembangan berbagai instrumen pembiayaan berbasis SDG. Kalau sebelumnya ada green bond, kita juga akan mengembangkan pada berbagai program-program baik mitigasi maupun adaptasi di dalam rangka untuk bisa membuat Indonesia lebih berdaya tahan terhadap climate change,” jelasnya.

Sebagai informasi, green bond adalah salah satu instrumen pembiayaan (utang) yang masuk dalam skema SGD. Adapun, blue bond merupakan bentuk yang relatif baru dari sustainability bond, yaitu instrumen utang yang diterbitkan untuk mendukung investasi di laut yang sehat dan ekonomi biru.

Untuk diketahui, data yang dilansir Kementerian Keuangan menyebut bahwa Indonesia menjadi salah satu negara terdepan yang menerbitkan green bond khususnya yang dikombinasikan dengan sistem syariah, yakni green sukuk.

Disebutkan jika global green sukuk dengan pangsa investor mancanegara berhasil meraup pendanaan 3,5 miliar dolar AS atau setara Rp49,7 triliun (kurs Rp14.202). Kemudian, green sukuk ritel dengan pangsa pasar dalam negeri sebesar Rp6,88 triliun.