Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah melalui Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menginformasikan skema terbaru dalam pelaksanaan Program Kartu Prakerja untuk periode 2022. Disebutkan bahwa mulai semester kedua tahun depan kegiatan pelatihan dalam program tersebut akan dilakukan dengan metode tatap muka.

“Dalam enam bulan berikutnya (mulai Juli sampai dengan Desember 2022) diharapkan kita sudah bisa membuat program yang sifatnya luring dan bukan hanya daring,” ujar dia dalam webinar BeritaSatu pada Senin, 22 November.

Menurut Airlangga selama ini pelaksanaan pelatihan murni digelar melalui saluran virtual dengan pertimbangan faktor COVID-19 di Tanah Air. Adapun, untuk paruh pertama 2022 pemerintah masih menjalankan skema yang sama seperti saat ini.

“Dalam enam bulan ke depan (Januari hingga Juni 2022) programnya masih sama,” tutur dia.

Airlangga sendiri menyebut jika Program Kartu Prakerja mendapat sambutan yang cukup baik dari masyarakat. Hal itu tercermin dari banyaknya jumlah masyarakat yang ingin berpartisipasi dengan total 75 juta pendaftar. Dari angka itu, 11,4 juta diantaranya telah lolos seleksi dan bisa mengikuti program secara utuh.

“Kartu Prakerja ini kemarin dinilai oleh World Bank sebagai salah satu program pemerintah yang cukup berhasil karena bisa memberikan akses permodalan bagi masyarakat, meningkatkan daya beli, dan memberikan pelatihan yang sesuai dengan situasi pada saat ini,” jelasnya.

Sebagai informasi, Program Kartu Prakerja masuk dalam klaster perlindungan sosial (perlinsos) di anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2021 dengan total bujet sebesar 186,64 triliun. Adapun, hingga 19 November yang lalu realisasi klaster perlinsos adalah sebesar Rp140,50 triliun atau setara 75,5 persen dari pagu.

Sementara untuk tahun depan, anggaran klaster perlindungan sosial di PEN 2022 direncanakan sebesar Rp126,54 triliun atau turun sekitar Rp60 triliun.