Bagikan:

JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyebut jika suku bunga kredit perbankan berpotensi terus menurun dalam beberapa waktu ke depan.

“Kami melihat bahwa ruang untuk penurunan suku bunga kredit itu masih terbuka,” ujarnya dalam dalam konferensi pers virtual, Kamis, 18 November.

Menurut Perry, asumsi tersebut didasarkan pada sejumlah aspek. Pertama, kondisi likuiditas perbankan yang sangat longgar. Kedua, Bank Indonesia sebagai otoritas moneter masih akan tetap memberlakukan kebijakan suku bunga rendah.

“Ketiga yang paling utama yaitu perbedaan antara suku bunga kredit dengan suku bunga dana yang masih tinggi,” tuturnya.

Serta yang keempat adalah persepsi risiko kredit yang menurun seiring dengan mulai dibukanya beberapa sektor ekonomi dalam berkegiatan produktif.

“Itulah empat faktor yang kami lihat arah penurunan suku bunga kredit ke depan masih akan terbuka,” tegasnya.

Lebih lanjut, Perry mengungkapkan jika bank sentral memperkuat kebijakan transparansi suku bunga dasar kredit (SBDK).

“BI akan melakukan pendalaman analisis pada kelompok bank-bank terbesar yang memiliki pangsa kredit sekitar 70% persen dari industri,” tegasnya.

Sebagai informasi, di pasar uang dan pasar dana BI menyebut suku bunga pasar uang antar bank overnight dan suku bunga deposito 1 bulan perbankan telah menurun, masing-masing sebesar 52 bps dan 151 bps sejak Oktober 2020 menjadi 2,80 persen dan 3,17 persen pada Oktober 2021.

“Aktivitas ekonomi dan mobilitas masyarakat yang meningkat mendorong perbaikan persepsi risiko perbankan, sehingga berdampak positif bagi penurunan suku bunga kredit baru. Bank Indonesia terus mendorong perbankan untuk melanjutkan penurunan suku bunga kredit sebagai bagian dari upaya bersama untuk meningkatkan kredit kepada dunia usaha,” tutup Perry.