Bagikan:

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir ingin Garuda Indonesia kembali fokus untuk menggarap pasar domestik. Termasuk juga anak perusahaannya, Citilink.

Menurut dia, Garuda harus mencontoh maskapai penerbangan Amerika Serikat yang hanya juga fokus pada penebangan domestik karena akan membuat revenue atau pendapatan jauh lebih sehat.

"Jadi Garuda atau Citilink kalau fokus saja di dalam negeri, dia revenue dan bottom line jauh lebih sehat," ucapnya dalam acara Kick Andy Show, dikutip Selasa, 16 November.

Erick mencontohkan dari sekian banyak maskapai Amerika Serikat (AS) hanya beberapa saja yang menggarap rute internasional atau penebangan luar negeri. Menurut Erick, Garuda pun memiliki market atau pasar domestik yang besar seperti pesawat AS.

"Garuda punya domestik market yang besar seperti pesawat-pesawat Amerika seperti United, Continental, Shortest. Berapa banyak pesawat Amerika pergi ke luar negeri, kalau tidak salah hanya United yang dari New York ke luar. Yang lainnya domestik semua, Shortest," jelasnya.

Lebih lanjut, Erick mengatakan bahwa langkah ini diambil karena dirinya tidak ingin market atau pasar domestik besar yang dimiliki Indonesia dijual murah.

"Bahwa bisnis model Garuda Citilink harus kembali ke market lokal. Seperti tadi argumentasi kita, kita punya market jangan dijual murah. Jangan orang masuk-masuk saja," ucapnya.

Sekadar informasi, ini bukan kali pertama Erick menekankan bahwa Garuda harus fokus menggarap pasar domestik. Dalam beberapa kesempatan Erick pun sudah mengutarakannya.

Sebelumnya, Erick Thohir pernah menegaskan maskapai penerbangan Garuda Indonesia harus fokus menggarap pasar penerbangan domestik untuk memperbaiki performa bisnis.

Erick Thohir mengatakan Garuda Indonesia telah terjebak dalam bisnis yang tidak sehat ketika mulai menggarap rute penerbangan luar negeri.

Berdasarkan data Garuda Indonesia, diketahui penumpang tujuan domestik mendominasi sebanyak 78 persen dengan pendapatan mencapai Rp1.400 triliun. Sementara, jumlah penumpang tujuan luar negeri tercatat hanya 22 persen dengan perolehan Rp300 triliun.

"Garuda harus fokus pada domestik, saya yakin akan kembali sehat, tapi perlu waktu cukup lama," kata Erick Thohir, Minggu, 24 Oktober.

Karena itu, Kementerian BUMN terus mengawal proses restrukturisasi yang sedang berlangsung di PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Hanya saja dalam proses restrukturisasi itu, Erick mengaku dirinya enggan bernegosiasi terkait adanya penyalahgunaan wewenang dan korupsi.

Garuda terjerat utang menggunung hingga 9,8 miliar dolar AS atau setara dengan Rp139 triliun sehingga perusahaan menderita kerugian. Pandemi COVID-19 juga membuat kinerja keuangan Garuda Indonesia semakin babak belur.