JAKARTA - Jumlah armada pesawat miliki maskapai nasional Garuda Indonesia semakin berkurang. Hal ini karena sebagian pesawat dikembalikan kepada lessor atau perusahaan penyewaan pesawat. Namun, tak hanya Garuda yang mengembalikan sejumlah pesawat kepada lessor, tetapi juga anak usahanya yakni Citilink Indonesia.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan bahwa PT Citilink Indonesia pun melakukan hal serupa dengan Garuda Indonesia yakni melakukan pengembalian 3 armada pesawatnya kepada lessor. Saat ini, Citilink hanya mengoperasikan 44 pesawat dari 61 armada yang dimiliki perseroan.
Lebih lanjut, Erick mengatakan, pengurangan pesawat akan terus dilakukan, jika harga dan bunga sewa pesawat masih tinggi.
"Saya sudah cek Citilink, Citilink itu punya 61 pesawat, 3 diambil oleh lessor dan citilink, dan saya sudah bicara dengan Dirut, ya kalau harganya kemahalan diambil saja. Tetapi Citilink dari 61 pesawat, 3 diambil lessor, masih ada 14 yang maintenance, 44 masih terbang," ujarnya saat ditemui di kawasan Hotel Kempinski, Jakarta Pusat, Jumat, 19 November.
Erick mengatakan bahwa langkah itu dilakukan sebagai upaya efisiensi keuangan maskapai tersebut. Kementerian BUMN sebagai pemegang juga saham akan memfokuskan Garuda Indonesia dan Citilink untuk menggarap pasar domestik. Ceruk pasar domestik dinilai lebih potensial.
Berdasarkan data, kata Erick, saat ini penerbangan didominasi oleh penumpang domestik. Di mana 78 persen penumpang menggunakan jasa pesawat untuk bepergian antarpulau.
Kemudian, lanjut Erick, turis lokal berkontribusi sebanyak Rp1.400 triliun. Sedangkan 22 persen atau sekitar Rp300 triliun berasal dari turis mancanegara.
"(Kontribusi) lokal turis itu mencapai Rp1.400 triliun, sedangkan turis asing hanya 22 persen atau sekitar Rp300 triliun. Kalau kita berbisnis ya jelas ini market-nya karena Indonesia juga negara kepulauan," ucapnya.
Menurut Erick, fokus menggarap pasar domestik merupakan terobosan paling realistis untuk menyelamatkan kedua maskapai tersebut.
Sebelumnya, Erick Thohir mengaku ingin Garuda Indonesia kembali fokus untuk menggarap pasar domestik, termasuk anak perusahaannya Citilink. Menurut dia, Garuda harus mencontoh maskapai penerbangan Amerika Serikat yang hanya juga fokus pada penebangan domestik. Sebab, hal ini akan membuat revenue atau pendapatan jauh lebih sehat.
BACA JUGA:
"Jadi Garuda atau Citilink kalau fokus saja di dalam negeri agar revenue dan bottom line jauh lebih sehat," ucapnya dalam acara Kick Andy Show, dikutip Selasa, 16 November.
Erick mencontohkan dari sekian banyak maskapai Amerika Serikat (AS) hanya beberapa saja yang menggarap rute internasional atau penebangan luar negeri. Menurut Erick, Garuda pun memiliki market atau pasar domestik yang besar seperti pesawat AS.
"Garuda punya domestik market yang besar seperti pesawat-pesawat Amerika seperti United, Continetal, Shortest. Berapa banyak pesawat Amerika pergi ke luar negeri, kalau tidak salah hanya United yang dari New York ke luar. Yang lainnya domestik semua, Shortest," jelasnya.
Lebih lanjut, Erick mengatakan bahwa langkah ini diambil karena dirinya tidak ingin market atau pasar domestik besar yang dimiliki Indonesia dijual murah.
"Bahwa bisnis model Garuda Citilink harus kembali ke market lokal. Seperti tadi argumentasi kita, kita punya market jangan dijual murah. Jangan orang masuk-masuk saja," ucapnya.