JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BNI) melaporkan nilai transaksi virtual melalui mesin electronic data captures (EDC) telah menembus lebih dari Rp50 triliun hingga penutupan kuartal III 2021.
Direktur Bisnis Konsumer BNI Corina Leyla Karnalies mengatakan jumlah tersebut dihimpun dari 200.000 merchant pengguna EDC BNI serta e-commerce yang menjadi rekan perseroan dalam mendukung transaksi nontunai.
“Kami berkomitmen untuk mendukung transaksi bisnis merchant melalui inovasi dan percepatan transformasi digital sehingga layanan keuangan dapat tercipta cepat, aman dan nyaman,” ujarnya dalam keterangan pers seperti yang dilansir laman resmi pada Kamis, 4 November.
Menurut Corina, perseroan bakal tetap mengembangkan produk consumer banking yang selaras mengikuti tren perilaku nasabah yang selalu cepat berubah-ubah.
Lebih lanjut, dia juga menyebut jika BNI memberikan apresiasi kepada merchant melalui program reward merchant di tahun yang akan datang pada Januari hingga Juni 2022.
“Apresiasi tersebut akan diberikan kepada 10 besar merchant dengan transaksi tertinggi selama periode program, dimana peringkat lima besar mendapatkan paket liburan ke Paris dan lima lainnya mendapatkan paket liburan ke Jepang,” tutur dia.
Sebagai informasi, bank pelat merah itu telah menyediakan metode pembayaran menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard atau QRIS. Tidak hanya melalui QRIS yang dicetak (QRIS statis), namun saat ini pembayaran menggunakan QRIS sudah dapat dilakukan di mesin EDC BNI melalui Scan QRIS BNI Mobile Banking maupun aplikasi pembayaran lainnya.
BACA JUGA:
“Kami sudah pula mengembangkan pembayaran dengan metode QRIS melalui teknologi Open API. Dengan layanan tersebut, merchant atau mitra BNI dapat menggunakan teknologi terbaru untuk menambahkan metode pembayaran dengan QRIS di website, aplikasi atau integrasi melalui pos merchant,” kata Corina.
Dari sisi kinerja, hingga September tahun ini bank dengan kode saham BBNI itu mengklaim sukses menghimpun laba bersih Rp7,7 triliun atau melesat 73,9 persen secara year on year (yoy) dari Rp4,3 triliun di periode yang sama 2020.
Pertumbuhan laba ini utamanya berasal dari kenaikan fee based income dan net interest income dengan masing-masing sebesar 16,8 persen dan 17,6 persen secara year-on-year (y-o-y).