Laba BNI Melesat 74 Persen Menjadi Rp7,7 Triliun, Ini Penyebabnya Menurut Dirut Royke Tumilaar
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) berhasil mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 73,9 persen secara year on year (yoy) dari Rp4,3 triliun di akhir September 2020 menjadi Rp7,7 triliun pada kuartal III 2021.

"Pertumbuhan laba ini utamanya berasal dari pertumbuhan fee based income dan net interest income, masing-masing sebesar 16,8 persen dan 17,6 persen secara yoy," kata Direktur Utama BNI Royke Tumilaar pada paparan virtual, Senin 25 Oktober.

Royke menuturkan, pencapaian ini juga merupakan hasil dari transformasi digital BNI yang salah satunya ditujukan untuk penguatan kapabilitas dalam transactional banking.

Di sisi lain, BNI mencatat kinerja penghimpunan dana murah yang sangat sehat, salah satu faktor pendukung kredit yang solid. Di mana komposisi himpunan dana murah atau CASA mencapai 69,7 persen dari total Dana Pihak Ketiga (DPK) atau tertinggi dalam 10 tahun terakhir ini.

CASA tumbuh 8 persen yoy, yaitu dari Rp431,3 triliun pada kuartal III 2020, menjadi Rp465,7 triliun pada kuartal ketiga tahun ini. CASA mendominasi DPK yang juga tumbuh 1,4 persen yoy dari Rp659,52 triliun menjadi Rp668,55 triliun pada akhir September 2021.

Pertumbuhan CASA tersebut berdampak pada penghematan beban bunga sebesar 10 basis poin dari kuartal sebelumnya. Pendapatan operasional sebelum pencadangan (PPOP) tumbuh 21,0 persen yoy yang tercapai dengan adanya struktur pendanaan (funding) berbiaya murah yang kuat, di mana berkontribusi dalam recovery Net Interest Margin (NIM) sebesar 50 basis poin yoy.

Pendapatan bunga bersih (NII) meningkat 17,6 persen yoy, dari Rp24,39 triliun pada kuartal III 2020 menjadi Rp28,70 triliun pada kuartal III 2021. Pertumbuhan NII ini merupakan efek pendistribusian kredit BNI yang masih tumbuh 3,7 persen yoy menjadi Rp570,64 triliun di kuartal III 2021 dari periode yang sama tahun 2020 yang sebesar Rp550,07 triliun.

BNI juga mencatatkan pertumbuhan pendapatan non bunga yang kuat sebesar 14,2 persen yoy, yaitu dari Rp8,94 triliun pada kuartal III 2020, menjadi Rp10,21 triliun pada kuartal III 2021.