Gelar Program Inklusi Keuangan Sebulan, OJK Klaim Pembukaan Rekening Baru Melesat 2 Juta Akun
Ilustrasi (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan bahwa terjadi pembukaan rekening baru bank sebanyak 2 juta akun selama penyelenggaraan program Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2021 yang dihelat pada 1 hingga 31 Oktober 2021 lalu.

Deputi Komisioner Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Sardjito mengatakan program ini berupaya mendorong akses keuangan kepada masyarakat yang diyakini bisa mendukung pemulihan ekonomi nasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Selama bulan inklusi keuangan, telah dilakukan 2.183 kegiatan diseluruh Indonesia dengan total sebanyak 1,3 peserta,” ujarnya dalam konferensi pers virtual, Selasa, 2 November.

Menurut Sardjito, kegiatan dilakukan secara hybrid, baik tatap muka langsung di zona hijau pandemi maupun virtual di wilayah lainnya.

“Penyaluran kredit dan pembiayaan di masa BIK 2021 tercatat sebanyak 168.370 debitur,” sambung dia.

Adapun dari sisi industri asuransi, pembukaan polis baru disebutkan sebanyak 93.000 polis. Kemudian untuk sisi pasar modal ada sebanyak 330.000 rekening baru.

Lalu, perusahaan pembiayaan menyalurkan pendanaan kepada 633.000 debitur, pembukaan rekening baru Pegadaian 15.160 rekening dengan 58.000 akun baru nasabah.

Tidak hanya menyasar masyarakat umum, Bulan Inklusi Keuangan 2021 membidik pula kalangan pelajar untuk semakin familiar dengan produk keuangan formal.

“OJK terus mendorong program Satu Rekening Satu Pelajar (Kejar) yang menargetkan 70 persen pelajar Indonesia memiliki rekening tabungan perbankan di tahun ini,” tuturnya.

Lebih lanjut, Sardjito berharap kegiatan BIK 2021 dapat memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap produk dan layanan jasa keuangan, serta memberi kemudahan untuk membuka akses keuangan untuk sektor perbankan, pasar modal, perasuransian, lembaga pembiayaan, Pegadaian, dana pensiun, fintech, serta e-commerce .

“Kami ingin industri keuangan dapat semakin mendukung pemulihan ekonomi nasional serta pencapaian target inklusi keuangan sebesar 90 persen pada akhir 2024,” tutup Sarjito.