Melihat Jejak Zheng Yanxiong dan Nasib Hong Kong di Bawah Operasi Kantor Khusus Penegak Hukum Keamanan Nasional
Ilustrasi foto (Francisco Delgado/Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - China membuka kantor keamanan nasionalnya yang baru di Hong Kong. Kantor tersebut dibuat dengan mengubah sebuah hotel di dekat taman pusat kota, yang mana area tersebut menjadi salah satu tempat paling populer untuk aksi protes prodemokrasi.

Melansir Reuters, Rabu, 8 Juli, kantor tersebut berada di distrik perbelanjaan dan komersial yang ramai di Causeway Bay, dekat Victoria Park. Nantinya kantor tersebut akan mengawasi penegakan hukum Undang-Undang (UU) Keamanan Nasional yang diberlakukan oleh pemerintah China dan Hong Kong sejak pekan lalu.

Kantor tersebut akan mengambil tindakan penegakan hukum dalam kasus yang paling serius. Di bawah UU Keamanan Nasional, memungkinkan agen kantor membawa tersangka melintasi perbatasan untuk diadili di pengadilan yang dikendalikan Partai Komunis.

Kantor tersebut juga memiliki hak istimewa khusus untuk agennya. Salah satunya adalah otoritas Hong Kong tidak dapat memeriksa kendaraan mereka.

Pembukaan kantor baru tersebut dihadiri oleh Zheng Yanxiong, seseorang yang akan mengepalai operasional kantor tersebut. Selain itu ada petinggi lainnya, yakni Pemimpin Hong Kong Carrie Lam dan Kepala Kantor Penghubung China Luo Huining. Luo mengatakan bahwa kantor itu adalah "penjaga keamanan nasional" dan orang-orang yang mencintai China dan Hong Kong akan menyambutnya.

"Mereka yang memiliki motif tersembunyi dan yang anti-China dan berusaha untuk mengacaukan Hong Kong tidak hanya menstigmatisasi kantor tersebut, tetapi juga merusak sistem hukum dan supremasi hukum di China daratan dalam upaya untuk membangkitkan kekhawatiran dan ketakutan yang tidak perlu di antara penduduk Hong Kong,” kata Luo.

Jejak Zheng Yanxiong

UU Keamanan Nasional telah mendorong Hong Kong ke jalur yang lebih otoriter. Pemerintah Barat, pengacara dan kelompok hak asasi manusia pun memprotes hal tersebut.

Bagi warga yang dianggap melakukan tindakan pemisahan diri, subversi, terorisme, dan kolusi dengan pasukan asing akan mendapat hukuman penjara seumur hidup. Polisi telah menangkap setidaknya sepuluh orang, termasuk seorang gadis 15 tahun. Penangkapan tersebut dilakukan karena sang gadis dicurigai mengancam keamanan nasional China.

Para kritikus khawatir itu akan menghancurkan kebebasan yang didambakan oleh Hong Kong. Sementara para pendukung mengatakan UU Keamanan Nasional membawa stabilitas Hong Kong setelah setahun penuh aksi protes dan kekerasan.

Zheng Yanxiong mengatakan pihaknya akan menegakkan hukum secara ketat. Meski demikian ia berjanji akan menegakkan hukum "tanpa melanggar hak dan kepentingan sah individu atau organisasi".

Zheng Yanxiong adalah kader Partai Komunis China. Zheng yang berusia 57 tahun baru-baru ini menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Komite Partai Komunis di Provinsi Guangdong yang berbatasan dengan Hong Kong.

Ia terkenal karena tindakannya pada 2011 terhadap para pemrotes hak tanah di sebuah desa di China bagian selatan. Rekaman yang bocor selama perselisihan 2011 menunjukkan dia memarahi penduduk desa dan menyebut media asing "busuk".

Zheng tidak pernah memegang jabatan di luar Guangdong dan memiliki pengalaman luas dalam propaganda. Ia juga pernah bekerja di Harian Rakyat Partai Komunis di biro regional selatan selama empat tahun. Zheng adalah wakil menteri yang bertanggung jawab atas propaganda untuk Guangdong dari 2013 hingga 2018.

Ditegakkannya UU Keamanan berimbas pada sikap Amerika Serikat (AS). Setelah mencabut hak istimewa Hong Kong, Bloomberg melaporkan bahwa penasihat utama Presiden AS Donald Trump menimbang proposal untuk melemahkan mata uang Hong Kong terhadap dolar AS. Meski demikian, gagasan itu tampaknya tidak mendapatkan perhatian.