Bagikan:

JAKARTA – Miftah Maulana Habiburrahman mendapat sentimen negatif setelah ia melontarkan kata kasar kepada penjual es teh manis di tengah acara bertajuk Magelang Bersholawat. Analisis Netray menyebut kata kunci Miftah disebut dalam 28,5 ribu cuitan di media sosial X dan sebagian besar menganggap candaannya berlebihan.

Pria yang akrab disebut Gus Miftah ini menjadi sorotan yang berawal dari viralnya potongan video candaan di media sosial. Dalam video tersebut Miftah melontarkan kata ‘goblok’ kepada si penjual yang belakangan diketahui bernama Sonhaji.

Awalnya ia bertanya apakah dagangan si penjual sudah laku, tapi kemudian Miftah menyisipkan candaan yang dianggap kasar banyak orang. Tak hanya itu, publik juga menyayangkan para tokoh dan jemaah yang hadir karena ikut menertawakan candaan Miftah.

Potongan vide ini menyebar dan mendapat respons tinggi di media sosial, bahkan menaikkan nama Miftah dalam deretan trending topik selama tiga hari berturut-turut. Sejak mulai dibicarakan pada 2 Desember 2024 lalu, kata kunci Miftah telah disebut dalam 28,5 ribu tweet di media sosial X dan lebih dari 60 persen perbincangan soal Miftah merupakan sentimen negatif.

Media populer polemik Miftah dan pedagang es teh di X. (Netray)

Meski banyak yang sepakat bahwa candaan Miftah berlebihan, sentimen negatif di TikTok tidak begitu signifikan jika dibandingkan di Twitter.

Siapakah Gus Miftah?

Miftah Maulana Habiburrahman atau biasa disebut Gus Miftah merupakan pendakwah yang dikenal dengan gayanya yang santai dan membaur. Ia merupakan pendiri Pondok Pesantren Ora Aji yang lokasinya di Sleman, Yogyakarta. Meski sehari-harinya kerap menggunakan Bahasa Jawa, namun Miftah lahir di Lampung, 5 Agustus 1981.

Gus Miftah tumbuh di lingkungan pesantren dan dikenal memiliki pandangan yang moderat, membuatnya dekat dengan masyarakat umum, termasuk mereka yang berada di luar lingkup agama Islam konservatif.

Gus Miftah juga memulai dakwahnya di tempat-tempat yang dianggap tidak lazim, seperti di tempat hiburan malam. Ini ia lakukan supaya bisa menyentuh mereka yang jarang tersentuh dakwah tradisional.

Pendekatan ini tidak lepas dari kontroversi, meski ia tentu menuai banyak pujian. Gus Miftah menegaskan niatnya adalah mengajak semua orang kembali ke jalan yang benar tanpa menghakimi.

Dalam ceramahnya, ia sering memadukan humor dan bahasa gaul, sehingga dirasa lebih relevan dan diterima kalangan muda. Tapi belakangan apa yang ia anggap humor justru menjadi bumerang dan menenggelamkannya dalam arus perbincangan negatif.

Dialognya dengan pedagang es teh bernama Sonhaji di sebuah majelis di Magelang dianggap tidak pantas karena disampaikan dengan kata-kata kasar dan membuat sebagian besar orang menilainya sebagai penghinaan. Terlebih lagi, belum lama ini Presiden Prabowo Subianto telah melantiknya menjadi Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama.

Didesak Mundur

Sebanyak 62 persen perbincangan di media sosial X mengandung sentimen negatif. Warganet menyoroti apa yang disebut Miftah sebagai candaan sebagai perbuatan merendahkan dan menghina orang lain dan mengingatkannya kembali soal adab.

Tak hanya itu warganet juga membongkar video lama, saat Gus Miftah berdialog dengan seniman senior Yati Pesek yang dibahas kemudian karena pada momen tersebut ia juga melontarkaan candaan yang kurang pantas.

“Makin yakin ini bukan soal khilaf atau biasa bercanda. Miftah ini habitnya sudah buruk, otaknya jorok, mulutnya kotor. Bu Yati Pesek ini seniwati senior yang sangat dihormati. Mosok dihina seperti ini?” tulis pemilik akun @prastow.

Selain menumpahkan kemarahan, warganet juga ramai-ramai mendesak pemerintah mencopot Miftah dari jabatannya sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama.

Kosa kata yang paling banyak disebut di media sosial ketika membahas isu Miftah. (Netray)

Tak heran jika nama Prabowo banyak disebut dalam perbincangan topik ini. Beberapa di antaranya bahkan berharap Miftah berinisiatif mundur secara sukarela. Di laman change.org terdapat 11 petisi yang diajukan dengan tuntutan mencopot Miftah dari Utusan Khusus Presiden. Salah satu petisi yang dibuat pada 4 Desember bahkan mengantongi 317.990 tanda tangan.

Meski kritik tajam diutarakan untuk Gus Miftah di media sosial X, Netray mencatat respons berbeda terlihat di TikTok.

“Netray menemukan arus perbincangan yang sedikit berseberangan. Beberapa warganet di TikTok melihat gaya berdakwah Gus Miftah sebagai bagian dari ciri khasnya yang santai dan membaur, meski tetap ada yang mengkritik pilihan katanya,” tulis laporan Netray.

Di sisi lain warganet juga menyoroti bagaimana peristiwa ini membawa berkah bagi si pedagang es teh dan Miftah adalah perantara sehingga seharusnya orang berpikir lebih positif. Karena setelah video ini viral, tidak sedikit yang berkunjung dan menawarkan bantuan, entah itu dalam wujud tiket umroh, dana santunan, sampai renovasi rumah.

Termasuk di antaranya adalah Gus Miftah sendiri yang akhirnya datang meminta maaf dan menawarkan umroh keluarga Sonhaji.

Sentimen perbincangan topik Miftah di X. (Netray)

Walau sudah meminta maaf, langkah ini tak cukup meredakan kemarahan publik, yang sebagian besar mendesak Gus Miftah dicopot dari jabatannya. Ia akhirnya mengumumkan pengunduran diri sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Umat Beragama. Dalam pengumuman tersebut, Miftah menegaskan keputusannya diambil bukan karena tekanan pihak tertentu, melainkan atas dasar tanggung jawab dan penghormatan terhadap Presiden Prabowo dan masyarakat.

Langkah pengunduran diri ini menjadi momen refleksi bagi Gus Miftah, sekaligus pelajaran penting bagi tokoh publik dalam menjaga komunikasi di ruang sosial yang semakin sensitif. Memantau media sosial juga bisa membantu tokoh publik untuk menghindari hal-hal sensitif tersebut.