Analisa Netray: Perang <i>Buzzer</i> dan <i>Bot</i> Mengompori Kegaduhan Abu Janda di Medsos
Permadi Arya atau Abu Janda (Dok. Instagram pribadi)

Bagikan:

JAKARTA - Nama Permadi Arya alias Abu Janda telah membikin gaduh lini massa dalam sepekan terakhir. Netray pun membaca peta perbincangan warganet di media sosial (Medsos) khususnya Twitter, mengenai pro dan kontra kasus hukum Abu Janda. 

Seperti diketahui, sejumlah postingan di Twitternya dinilai mengandung kontroversi yang bersifat SARA. Buntutnya, Abu Janda pun terpaksa dipanggil Bareskrim Polri untuk diperiksa. 

"Dalam timeline Twitter, keyword Abu Janda jadi isu publik yang masih banyak interaksinya. Total pemantauan data Netray sejak 27 Januari hingga 2 Februari mencapai 18 ribuam tweet dengan mayoritas sentimen negatif dari warganet," kata Data Scientist Netray, Mochamad Ari Nasichuddin saat dihubungi VOI, Selasa, 2 Februari. 

Analisa Netray terkait Abu Janda

Dari penelusuran Netray cluster pro dan kontra Abu Janda tercatat mencapai 8.700-an data yang didominasi 7.000 cuitan warganet dengan opini negatif. Dipaparkan pula bahwa, pergulatan isu Abu Janda ini juga diisi akun-akun Buzzer dan Bot di kedua kubu pro maupun kontra.

"Garis besar umum, pergulatan opini terjadi sengit pada 1 Februari. Kedua kelompok ini saling mempengaruhi opini di tengah cluster Abu Janda," ungkap Ari. 

Berdasarkan analisis kegaduhan dari topik Abu Janda terlihat warganet di media sosial menunjukkan sentimen negatif. Bahkan mayoritas percakapan akun-akun itu mengarah pada kritik dan sikap Abu Janda. 

Analisa Netray terkait Abu Janda

"Dari isu yang dikembangkan, Netray sendiri melihat opini-opini yang digulirkan kebanyakan mengkritik Abu Janda, sebagai sosok yang dikatakan pemecah belah bangsa, mengadu domba," pungkasnya. 

Untuk diketahui, sejak 2018 Abu Janda sudah 6 kali dilaporkan ke polisi. Namun sejauh ini status tersangka tak pernah disematkan kepadanya. Dua laporan ke polisi soal Abu Janda yang terbaru dibuat pada 28 dan 29 Januari oleh KNPI tentang dugaan ujaran kebencian menyangkut SARA terhadap Pigai dan cuitan 'Islam Arogan'.