Bagikan:

JAKARTA - Netray memantau keriuhan warganet dari situs penyedia jasa pernikahan bernama Aisha Weddings. Wedding Organizer (WO) itu ramai dibicarakan setelah menganjurkan pernikahan dini dalam rentang usia 12-21 tahun.

"Kami melihat sentimen negatif dengan mengecam muatan kontend dan isu yang dipromosikan WO Aisha Weddings," kata Data Scientist Netray, Mochamad Ari Nasichuddin saat dihubungi VOI, Kamis, 11 Februari. 

Dalam penelusuran Netray, tercatat lebih dari 4.801 kicauan Twitter dengan kata kunci "Aisha weddings". Di mana popular tweet yang diposting mengkritisi layanan dan jasa yang ditawarkan Aisha Weddings

Sentimen negatif Aisha Weddings (dok Netray)

Keriuhan warganet semakin ditambah dengan media massa yang turut mengulas soal perkawinan anak. Tak tanggung, sejumlah organisasi dan lembaga seperti Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Muhammadiyah, Majelis Ulama Indonesia, ikut memberikan pernyataan, bahkan siap mempolisikan WO tersebut.

"Kebanyakan akun-akun berpengaruh mengulas isu pernikahan dini dan bahayanya bagi anak. Jadi bukan akun bot atau buzzer yang sengaja mengompori, kendati memang ada sentimen kalau ini digunakan untuk pengalihan isu" paparnya. 

Netray juga menemukan jika, laman situs dan akun social media dari Aisha Weddings kerap bergonta-ganti konten. Sebelum akhirnya mempromosikan pernikahan anak. 

"Situs webnya diketahui sering bergonta-ganti kontennya, sempat memposting soal poligami lalu tidak aktif. Kemudian di tahun 2021 mulai memuat konten-konten pernikahan dini," pungkasnya. 

Diberitakan sebelumnya, Aisha Weddings menawarkan paket pernikahan untuk calon pengantin di rentang usia 12-21 tahun. "Semua wanita Muslim ingin bertaqwa dan taat kepada Allah SWT dan suaminya. Untuk berkenan di mata Allah dan suami, Anda harus menikah pada usia 12-21 tahun dan tidak lebih," tertulis dalam iklan Aisha Weddings.