JAKARTA - Jumat, 26 Maret, stasiun televisi SBS mengumumkan pembatalan tayangan drama Korea Joseon Exorcist setelah tayang perdana pada 22 Maret lalu. Hal ini dilakukan atas buntut dari protes warganet terkait cerita ini.
Sejak dua episode perdana ditayangkan, warganet, khususnya masyarakat Korea Selatan merasa ada distorsi sejarah yang dipaparkan Joseon Exorcist. Drama ini berlatar belakang abad ke 14, di mana Raja Taejong memimpin Dinasti Joseon.
Di saat yang sama, ada isu yang menyebut Joseon membuat perjanjian dengan roh jahat. Konon kekuatan itu digunakan untuk mengontrol manusia.
Dua anaknya, Pangeran Chungnyung dan Yangnyeong berlawanan. Dalam drama tersebut Raja Taejong digambarkan sebagai pemimpin yang membunuh rakyatnya.
Padahal di dunia nyata tak ada sejarah seperti itu. Masyarakat merasa kesal karena penggunaan nama asli dalam drama Korea ini.
Sekalipun ada peringatan di awal episode bahwa drakor ini adalah cerita fiksi. Namun penggunaan nama asli tidak dapat diterima masyarakat.
Pemicu protes lainnya adalah adanya properti dan makanan asal China yang tampil dalam episode perdana. Lewat berita VOI sebelumnya, SBS sudah menjelaskan adanya produk tersebut.
Meski begitu warganet tetap khawatir penonton internasional akan menganggap cerita Joseon Exorcist sebagai kisah nyata. Warganet menyebut di masa Joseon tidak ada perbatasan dengan Dinasti Ming.
Banyak penonton yang juga menyorot kostum dan senjata yang ada dalam drama tersebut. Misalnya, aktris Jung Hye Sung terlihat memakai kostum tradisional China bernama Hanfu.
Pedang asal China juga banyak diperdebatkan oleh penonton. Sebuah petisi di situs Blue House berisi permintaan agar Joseon Exorcist berhenti ditayangkan. Petisi ini sudah mencapai lebih dari 184 ribu orang.
Persaingan Korea dan China
Bagi sebagian orang, permasalahan yang ada dalam drakor Joseon Exorcist terdengar sepele. Namun nyatanya ada hal lebih besar daripada itu.
Beberapa kali masyarakat China mengklaim acar sayuran sebagai makanan asal China. Selain itu mereka juga mengklaim pansori (genre musikal Korea), kimchi, dan hanbok sebagai warisan budaya mereka.
Perseteruan ini berpengaruh terhadap sikap masyarakat Korea Selatan yang menolak penayangan Joseon Exorcist. Padahal melansir Nielsen Korea, rating episode pertama Joseon Exorcist mencapai 8,9 persen.
Namun setelah adanya protes tersebut, rating episode dua menurun drastis jadi 6,9 persen. Masyarakat tidak terima dengan cerita sejarah yang kurang akurat.
Efek
Karena kontroversi ini, beberapa brand yang jadi sponsor menarik kerja sama mereka, mulai dari Samsung hingga KT.
Tempat mereka syuting, yakni wilayah Naju juga menolak adanya kelanjutan syuting di tempat tersebut. Tim produksi sendiri sempat membocorkan bahwa syuting Joseon Exorcist sudah rampung 80 persen.
Tidak lupa juga biaya produksi pembuatan drama bergenre sageuk ini, yang biasanya memiliki budget besar yang bergantung pada sponsor.
Khawatir dengan drama lain
Setelah Joseon Exorcist, masyarakat mengkhawatirkan beberapa drama Korea yang akan datang. Snowdrop, misalnya.
Sinopsis yang beredar mengisahkan kejadian di Seoul pada tahun 1987. Seorang pria diceritakan kabur ke sebuah universitas dengan bersimbah darah.
Tahun 1987 adalah tahun gerakan demokrasi di Korea Selatan. Beberapa jam kemudian, stasiun televisi JTBC mengungkap tak ada distorsi sejarah dan masyarakat hanya berspekulasi mengenai cerita sebelum sinopsisnya diluncurkan.
Drama Korea, Jirisan, My Roommate is Gumiho, The Golden Hairpin, dan When The Day Breaks juga jadi perbincangan. Beberapa drakor di atas adalah kerja sama dengan pihak layanan streaming asal China dan slot iklan yang diisi oleh produk asal China.
Warganet merasa takut nantinya penonton internasional merasa apa yang dipaparkan dalam drama Korea itu adalah dari China. Dengan batalnya Joseon Exorcist, SBS juga menghapus teaser drakor terbaru mereka yang bertajuk Red Sky.
Mengingat tema yang diambil sama, SBS berusaha mengecek ulang produksi agar tidak ada kejadian seperti Joseon Exorcist.
*Baca Informasi lain soal K-DRAMA atau baca tulisan menarik lain dari Tarida Angelina.