Bagikan:

JAKARTA - Status Gibran Rakabuming Raka sebagai putra Presiden Joko Widodo dan Walikota Solo membuat namanya belakangan ini makin santer dalam pemberitaan politik nasional. Dia disebut sebagai salah satu calon yang layak mendampingi Ganjar Pranowo sebagai calon presiden yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Nama Gibran Rakabuming pun cukup ramai dibahas di media sosial Twitter dan News dalam sepekan terakhir, menurut pantauan Netray Media Monitoring dari 25 sampai 31 Juli 2023.

Gibran Rakabuming Raka dan Ganjar Pranowo saat bertemu di Solo pada 5 Agustus 2023. (Dok. Humas Pemkot Solo)

Selama periode tersebut, Netray menemukan 7.782 twit yang mengandung kata kunci Gibran telah diunggah oleh warganet Twitter. Intensitas perbincangan warganet terkait Gibran memang mengalami naik turun, namun nama suami Selvi Anandita itu tidak pernah absen dari perbincangan warganet.

Netray menemukan kuantitas impresi mencapai angka dua juta reply, retweet, dan favorite. Perbincangan tersebut secara potensial dapat menjangkau hingga 92,2 juta akun. Mayoritas warganet memberikan sentimen positif memalui twit yang diunggah sebanyak 3.815 kali, sedangkan 1.619 lainnya memiliki sentimen negatif dan sisanya netral.

Momen Pertemuan Dongkrak Nama Gibran

Seperti yang sudah disinggung, nama Gibran sering disebut dalam topik Pilpres. Dua nama capres Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo menjadi yang sering disebut bersamaan dengan penyebutan nama Gibran. Setidaknya ada 1.841 kali penyebutan Prabowo dan 746 kali penyebutan nama Ganjar ketika membicarakan Gibran di Twitter. Bukan tanpa alasan nama Gibran disandingkan dengan Capres dari Partai Gerinda, Prabowo Subianto.

Pertemuan Gibran dengan Prabowo di angkringan Omah Semar, Solo, pada Mei lalu langsung menjadi perbincangan kala itu. Acara makan santai tersebut disebut sebagai ‘kode’ dukungan putra pertama Jokowi tersebut kepada Prabowo. Pasca makan malam yang tidak biasa itu, survei menunjukkan bahwa pemilih Jokowi mulai berganti haluan dari Ganjar Pranowo ke Prabowo Subianto, tapi Gibran berkilah bahwa peningkatan elektabilitas Prabowo tidak ada kaitannya dengan dia.

Lha wong mangan bakmi thok mosok langsung melejit. Sakti no aku. (Orang cuma makan bakmi saja masa surveinya langsung melejit. Kalau begitu saya sakti dong),” ujar Gibran saat itu.

Gibran Rakabuming Raka bertemu Prabowo Subianto di Solo pada 22 April 2023. (Antara/Aris Wasita)

Gibran Rakabumi menegaskan pertemuannya dengan Prabowo semata-mata karena dirinya ingin belajar dari politisi senior. Hingga saat ini, Gibran tidak mencalonkan diri atau pun dicalonkan dalam Pilpres 2024. Meski begitu, dia memiliki elektabilitas lebih tinggi dibandingkan nama-nama politisi yang selama ini ramai disebut untuk mengisi posisi cawapres, yaitu Airlangga Hartarto, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, dan Zuklifli Hasan atau Zulhas.

Nama Gibran juga terus menjadi santapan media ketika PSI mengajukan gugatan soal batas usia Capres dan Cawapres. Gegara masalah ini, mencuat anggapan miring soal kemungkinan intervensi Jokowi demi bisa membangun dinasti di Tanah Air. Belum lagi kabar soal dirinya menolak menjadi juru kampanye atau jurkam Capres dari partainya sendiri, Ganjar Pranowo, yang kemudian dipelintir sebagai tanda dukungan terhadap Prabowo. Dua topik ini kompak menjadi pembahasan warganet di Twitter.

Namun isu soal adanya ketegangan antara Gibran dan Ganjar mereda setelah keduanya terlihat asyik joging bareng mengelilingi benteng Pura Mangkunegaran, Sabtu (5/8/2023), kemudian dilanjutkan melepas peserta Tour de Borobudur lalu kembali berjalan kaki kembali ke hotel untuk sarapan bersama.

Pertemuan Rival Bikin Suhu Politik Adem

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, pertemuan Gibran Rakabuming dengan Prabowo diyakini sukses mendongkrak nama putra sulung Jokowi tersebut untuk semakin diperbincangkan warganet di media sosial Twitter. Tak hanya mendongkrak namanya, sesi makan malam tersebut juga disambut hangat karena dianggap dapat mengendurkan ketegangan jelang Pilpres 2024.  

Pertemuan antara tokoh politik menjelang tahun pemilu memang sering membuat orang cocoklogi. Selain perjumpaan Gibran dengan Prabowo pada Mei silam, sejumlah elite politik yang berbeda pandangan jelang Pilpres 2024 berjumpa di sela-sela ibadah haji di Mekkah. Mulai dari pertemuan Ganjar dengan Anies Baswedan di Istana Jamuan Tamu Raja di Mina, lalu mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut berjumpa Ketua PDIP Puan Maharani.

Kepada Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra memandang positif perjumpaan Ganjar dan Anies, serta Anies dan Puan di Tanah Suci. Sementara Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes memandang fenomena ini sebagai kesadaran baru pada elite politik. Fenomena pertemuan ini diharapkan dapat membuat suhu politik tidak terlalu panas sehingga pemilu bisa berjalan dalam damai dan sehat.

Jika menarik waktu lebih jauh, publik juga sempat dibuat tersentuh saat momen Jokowi dan Prabowo berangkulan di momen Asian Games 2018. Itu terjadi tepatnya pesilat putra Yudani Kusumah Hanifan meraih emas di kategori tarung putra kelas 55-60 kg dan momen langka itu pun langsung disambut suka cita seluruh negeri.

Gibran Rakabuming Raka dan Anies Baswedan di Solo pada 15 November 2022. (Antara/Aris Wasita)

Persaingan adalah keadaan dua orang atau kelompok yang terlibat dalam hubungan kompetitif yang langgeng. Persaingan adalah semangat “saling melawan” antara dua pihak yang bersaing. Dalam Dictionary of Philosophy and Psychology, James Mark Baldwin mendefinisikan tiga tipe utama persaingan, yaitu persaingan biologis, persaingan pribadi atau sadar, serta persaingan komersial dan industri.

Persaingan bisa berimbas positif yaitu potensi meningkatkan motivasi, menghasilkan usaha lebih keras dan menampilkan kinerja lebih baik. Namun di sisi lain rivalitas juga dapat berkontribusi pada perilaku pengambilkan risiko yang lebih besar di antara peserta, dan meningkatkan kecenderungan perilaku tidak etis.

Kita tentu masih ingat saat Pilpres dua edisi sebelumnya ketika suhu memanas di antara dua kubu, tak jarang hingga membuat perpecahan di level bawah. Jangankan hubungan pertemanan, ikatan persaudaraan juga ikut dikorbankan lantaran fanatisme terhadap pasangan yang dijagokan.

Deretan momen bertemunya rival politik diharapkan membuat suhu politik yang tegang selama satu dekade terakhir bisa mereda. Kita tentu rindu menyambut pesta politik dengan suasana menyejukkan, tanpa gontok-gontokan.