Film <i>Borat 2</i> yang Jadi Kritik Sacha Baron Cohen untuk Pemerintahan Donald Trump
Borat Sagdiyev (Amazon Studios/Prime Video)

Bagikan:

JAKARTA - Aktor Sacha Baron Cohen mengumumkan bahwa tidak ada  kejutan dalam film Borat 2 yang ia perankan. Alasannya sederhana, Donald Trump sudah tidak menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat lagi.

Borat 2 adalah film komedi mockumentary yang menceritakan Borat Sagdiyev (diperankan Sacha Baron Cohen). Ia merupakan seorang jurnalis asal Kazakhstan yang membuat dokumenter tentang Amerika Serikat.

"Saya merasa demokrasi berada dalam bahaya," Cohen menyampaikan niatnya saat membuat sekuel film Borat.

Tujuan Cohen berkaitan dengan habisnya masa jabatan Trump sebagai presiden Amerika Serikat. Menurutnya, Trump dan Borat adalah dua karakter yang misoginis, rasis, dan tidak peduli dengan demokrasi.

"Dan saya tidak benar-benar melihat tujuan untuk melakukannya lagi. Jadi, ya, dia (Borat) sekarang sudah dikunci dan disimpan,” kata Sacha Baron Cohen kepada Variety.

Proses Pembuatan Borat 2 Dibuat Secara Rahasia

Sacha Baron Cohen memiliki dua proyek film di tahun 2020: The Trial of the Chicago 7 dan Borat Subsequent Moviefilm. Kedua film ini mengejar waktu rilisan di tahun 2020 sebelum pemilihan Presiden Amerika Serikat. Namun karena pandemi COVID-19 terjadi, proses sekuel film Borat harus dihentikan.

Tetapi Cohen optimistis untuk melakukan syuting di tengah pandemi. Untuk itu, tim produksi Borat bekerja sama dengan ahli kesehatan dari Johns Hopkins University untuk menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Ia percaya pandemi dan Trump akan membuat pesan film jadi lebih berkesan.

“Film ini mulanya menceritakan bahaya Trump dan efek Trumpism. Apa yang ditunjukan oleh virus korona adalah efek mematikan ada pada penyebaran kebohongan dan teori konspirasi miliknya (Trump),” ujar Cohen.

 “Borat adalah karakter palsu yang dimainkan oleh saya di dunia nyata… Jika kami membuat adegan orang-orang melepas maskernya, ini akan jadi karakter palsu di dunia palsu, jadi dasar komedinya tidak akan bekerja,” lanjut dia.

Cohen dan tim produksi merekam film ini secara rahasia. Pada Februari 2020, Cohen berdandan seperti Donald Trump dan menginterupsi Konferensi Tindakan Politik Konservatif atau CPAC. Saat itu identitas aslinya tidak terungkap.

Prank lain yang dibuat Cohen adalah ketika ia memimpin protes gun rally di Olympia, Washington di bulan Juni 2020. Ia mengajak masyarakat untuk menyanyikan lagu rasis. Ketika para pemrotes menyadari mereka dikerjai Cohen, suasana menjadi ricuh. Cohen dan tim Borat berhasil pergi dari lokasi dengan ambulans. Karena perundungan itu, Cohen sempat memakai baju anti peluru untuk menghindari ancaman.

Kemudian, Cohen merekrut Maria Bakalova untuk berperan sebagai Tutar Sagdiyev, anak dari Borat. Bakalova berhasil memasuki Gedung Putih dan merekam secara diam-diam. Penampilan Mike Pence, Wakil Presiden Amerika Serikat dan Rudy Giuliani, pengacara Donald Trump dalam film pun direkam tanpa seizin pihak mereka.

Kabarnya, Donald Trump juga tampil dalam film ini namun adegannya dipotong dan tidak masuk ke hasil akhir film ini.

Borat 2 Hadirkan Orang Penting Trump

Karakter Borat menjadi salah satu peran ikonik yang Cohen mainkan. Awalnya, Borat adalah karakter fiksi yang diciptakan Cohen untuk skit pendek F2F di saluran televisi Granada di Inggris pada tahun 1997. Borat digambarkan sebagai orang yang suka mengejek politik dengan menggunakan bahasa dan sikap yang vulgar.

Pada sekuel terbaru film Borat, Borat Sagdiyev dikisahkan diberi misi oleh pemimpin Kazakhstan, Nursultan Nazarbayev (Dani Popescu) untuk mengantarkan monyet kepada Presiden Amerika Serikat, Donald Trump sebagai permintaan maaf dari Nazarbayez.

Namun karena gagal mendekati Trump, Borat memberikan monyet itu kepada Wakil Presiden AS, Mike Pence. Untuk menjalankan misinya, Borat sampai menumpang sebuah kapal kargo dan tiba di Texas. Di sinilah dia menyadari monyet yang ia bawa sudah mati.

Lalu Borat ditugaskan Nazarbayev untuk mendekati Pence dan Borat pun mengutus Tutar. Lantas, Tutar menjalankan misi tersebut dengan menyamar sebagai jurnalis agar bisa mewawancarai Mike Pence.

Sebagai langkah awal, Tutar mendekati Rudy Giuliani, pengacara Donald Trump dengan membuat rekayasa wawancara. Giuliani lantas mengajaknya ke kamar dan mulai rebahan sambil memegang celananya. Di saat penonton berpikir Giuliani mau berhubungan seks sengan Tutar, Borat hadir menginterupsi keduanya.

Pihak Giuliani menganggap rekaman dalam film Borat adalah fabrikasi dan saat itu tangannya cuma mau memperbaiki salah satu bagian celana, bukan hendak membukanya.

Cohen mengaku khawatir saat melihat adegan tersebut. Ia tidak ingin Bakalova terjebak dalam situasi berbahaya. Karena itu, Borat langsung menghalangi Giuliani. Melalui Borat, Cohen ingin mengungkapkan bahwa kritik dan karakter Borat tercermin melalui sosok Trump serta orang-orang di sekitarnya. Meski mengatakan karakter Borat pensiun, bisa saja di kemudian hari film Borat hadir lagi untuk mengkritik pemerintah.

Respons Trump Terhadap Film Borat

Mengutip The Independent, Jumat, 8 Januari, Donald Trump menyebut Sacha Baron Cohen adalah orang yang menyeramkan setelah ditanya seorang wartawan terkait adegan kontroversial Rudy Giuliani dalam film Borat 2. "Saya tidak tahu apa yang terjadi. Tetapi beberapa tahun lalu, (Baron Cohen) mencoba menipu saya." Trump juga mengatakan Cohen tidak lucu.

"Donald - Saya mengapresiasi publisitas gratis untuk Borat! Saya akui saya juga tidak menganggap kamu lucu. Tetapi seluruh dunia menertawakanmu. Saya akan selalu mencari orang untuk memerankan badut rasis, dan Anda membutuhkan pekerjaan setelah 20 Januari. Mari berbicara!" balas Sacha Cohen melalui akun Twitter-nya.

Film Borat Subsequent Moviefilm dapat disaksikan melalui Amazon Prime Video.