Maroko di Piala Dunia 2022 Qatar: Kesuksesan Pelatih Walid Regragui Meramu Berbagai Budaya Sepak Bola
Dua pemain andalan Maroko, striker Youssef En-Nesyri (19) dan bek Nayef Aguerd (5) saat menghadapi Spanyol di Piala Dunia 2022 Qatar. (National News/EPA)

Bagikan:

JAKARTA - Sepak terjang tim negara-negara Afrika dalam ajang Piala Dunia memang tidak sebaik tim negara Eropa atau Amerika Latin. Selama penyelenggaraan ajang bergengsi empat tahunan tersebut, tercatat hanya tiga negara yang mampu melaju hingga babak perempat final. Kamerun pada 1990, Senegal pada 2002, dan Ghana pada 2010.

Namun, Maroko, berhasil membuat kejutan di Piala Dunia 2022 Qatar. Tim berjuluk Atlas Lions ini mampu melesat hingga ke semifinal setelah mengalahkan Portugal 1-0 di Stadion Al Thumama pada 10 Desember 2022.

“Wow! Maroko menang. Patah hati bagi Portugal tetapi momen yang luar biasa bagi Afrika dan dunia Arab. Dan sangat pantas, mereka fantastis malam ini,” cuit presenter televisi, penulis, dan jurnalis asal Inggris, Piers Morgan pada 11 Desember 2022.

Timnas Maroko yang banyak berisi pemain kelahiran luar negeri. (Morocco World News)

Mungkin tak ada yang pernah menyangka pencapaian tersebut. Di ajang Piala Afrika saja, timnas Maroko hanya satu kali menjadi juara, ini pun terjadi 46 tahun silam. Pada era 90-an hingga 2000-an, mereka bahkan lebih sering terganjal di babak penyisihan grup.

Hanya satu kali menjadi runner up pada 2004 dan tiga kali perempat final pada 1998, 2017, dan 2021, serta satu kali perdelapan final pada 2019 dari 12 kali keikutsertaan di Piala Afrika.

Begitupun di Piala Dunia. Dari enam kali keikutsertaannya, pencapaian terjauh Timnas Maroko hanya sampai perdelapan final pada 1986. Bahkan, pada Piala Dunia sebelumnya di Rusia, Maroko hanya mendapat 1 poin dalam pertandingan penyisihan grup B melawan Spanyol, Portugal, dan Iran.

Namun, di Piala Dunia 2022 Qatar, mereka menunjukkan kualitasnya. Mampu menempati posisi teratas grup F dengan 7 poin. Bermain imbang dengan Kroasia di pertandingan perdana, Maroko kemudian bangkit dengan mengalahkan Belgia 2-0 pada pertandingan selanjutnya. Lalu, kembali menang 2-1 melawan Kanada di pertandingan terakhir grup.

Di perdelapan final, Maroko mampu mengimbangi permainan juara Piala Dunia 2010 Spanyol. Hingga akhirnya tim besutan Walid Regragui menang lewat adu penalti. Yassine Bounou, kiper Maroko yang bermain di klub Sevilla tampil apik dalam pertandingan tersebut. Dia mampu menahan tiga penalti lawan. Maroko menang 3-0 dan melaju ke babak perempat final.

Maroko menjadi tim Afrika pertama yang lolos ke semifinal Piala Dunia. (Twitter/@Ahmed Labayk)

Di pertandingan melawan Portugal, permainan Maroko tidak mengendur. Yassine Bounou lagi-lagi mampu memperlihatkan performa terbaiknya dengan menepis sejumlah tendangan lawan. Youssef En-Nesyri menjadi penentu kemenangan Singa Atlas berkat golnya di menit ke-42.

"Kami membuktikan tim Afrika bisa melaju ke semifinal Piala Dunia. Atau bahkan final, kenapa tidak," ujar Regragui dalam jumpa pers usai pertandingan.

The Athletic menuliskan, “Mereka (Maroko) telah memberikan segalanya. Mereka cepat menguasai bola, kuat dalam tekel. Penggemar mereka membuat hiruk pikuk, seperti yang telah mereka lakukan sepanjang turnamen ini. Akhirnya, Maroko memberi Afrika semifinalis Piala Dunia pertama dalam hampir satu abad percobaan.”

Presiden Uni Afrika, Macky Sall menulis di Twitter, menggunakan huruf kapital untuk mempertegas kegembiraannya, "BERSEJARAH! DAN FANTASTIS! ATLAS LIONS BERKUALIFIKASI UNTUK SEMIFINAL PIALA DUNIA! BRAVO MOROCCO."

This time for Africa??” cuit Shakira, penyanyi OST Piala Dunia 2010 ‘Waka Waka’ sambil menyertakan emoticon tepuk tangan dan bendera Maroko.

Kejelian Pelatih

Pencapaian Maroko sejauh ini tak lepas dari kepiawaian Walid Regragui dalam meramu tim. Regragui ditunjuk sebagai pelatih kepala jelang dua bulan sebelum Piala Dunia 2022 Qatar, menggantikan Vahid Halilhodzic. Kehadirannya benar-benar mengubah keberuntungan Maroko di dalam dan di luar lapangan.

Langkah berani Regragui pertama adalah memanggil pemain-pemain Maroko yagn lahir di luar negeri. Dari 26 anggota tim Maroko di Piala Dunia 2022 Qatar, sebanyak 14 di antaranya lahir di luar negeri. Ada yang lahir di Kanada, Spanyol, Belanda, Belgia, dan beberapa negara lain.

“Awalnya sangat sulit, karena saya banyak dikritik dengan mempertanyakan alasan tidak lebih banyak memanggil pemain yang asli lahir di Maroko. Tapi sekarang terbukti orang Maroko adalah orang Maroko, tak peduli di mana dia lahir. Justru karena mereka lahir di Jerman, Belanda, Prancis, Belgia, Italia dan sebagainya, budaya sepak bola yang dibawa beraneka ragam. Kami berhasil mencampurnya dengan baik, dan saya sangat gembira,” ujar Regragui, yang lahir di Prancis.

Langkah berikutnya yang dilakukan Regragui adalah meyakinkan superstar Maroko, Hakim Ziyech kembali ke dalam squad setelah disingkirkan oleh pelatih sebelumnya. Regragui yakin ketajaman, fleksibilitas, pengalaman pemain sayap Chelsea tersebut mampu memberikan warna berbeda dalam tim.

Hasilnya jelas terlihat, Reragui mampu menghidupkan kembali stabilitas di dalam kubu Maroko, termasuk keharmonisan antara asosiasi sepakbola Maroko dan basis penggemar. Dia mampu memotivasi anak asuhnya agar dapat menunjukkan performa terbaik yang dimiliki.

Tampilan plontos, selera mode, ekspresi di pinggir lapangan, dan kemampuan membaca situasi dalam permainan selama Piala Dunia 2022 Qatar semakin mempopulerkan julukan pelatih Maroko Walid Regragui sebagai 'Guardiola Maroko'. (Twitter/@brfootball)

Kekuatan yang mendasari gaya permainannya adalah kecepatan dan efektivitas. Dengan pemain seperti Ziyech, Sofyan Amrabat, Sofiane Boufal, dan Achraf Hakimi, Maroko dapat dengan cepat berpindah dari satu ujung lapangan ke ujung lainnya melalui umpan cepat dan efektif.

“Terlihat dari data statistik pertandingan, penguasaan bola Maroko rata-rata hanya 32 persen di Piala Dunia 2022 Qatar sejauh ini. Namun, mereka berada di puncak sejarah,” kata Daniel Taylor dalam tulisannya di The Analyst.

Tak heran, bila pria berusia 47 tahun lalu ini kerap disebut sebagai Guardiola Maroko. Julukan yang mulai tersemat setelah dia berhasil membawa Wydad AC, klub sepakbola Maroko juara Liga Champions Afrika 2022.

Tampilan plontosnya, selera mode, ekspresinya di pinggir lapangan, dan kemampuannya membaca situasi dalam permainan semakin mempopulerkan julukannya tersebut selama Piala Dunia 2022 Qatar.

Selain Diego Simeone dan Carlo Ancelotti, Regragui juga mengidolakan Pep Guardiola. Gaya permainan dari ketiga idolanya ini lah yang diadopsi kepada anak asuhnya.

“Mungkin dalam kemenangan mereka melawan Spanyol Regragui menyalurkan lebih banyak Simeone daripada Guardiola, karena timnya dari Maroko mengalahkan Spanyol dengan hanya 23 persen penguasaan bola,” tulis Taylor.

"Kami bermain melawan Spanyol, Belgia dan Kroasia dan kami tahu itu, jika kami bisa memotong umpan mereka, kami akan memiliki peluang," jelas pelatih Regragui.

Suporter Maroko merayakan kemenangan Maroko di babak perempat final melawan Portugal. (Twitter/@rohail76)

Maroko akan menghadapi Prancis dalam babak semifinal Piala Dunia 2022 Qatar di Al Bayt Stadium pada 15 Desember 2022. Lawan yang tidak mudah. Kecepatan dan konsistensi permainan juara bertahan Prancis sudah teruji.

Apakah Regragui dan Timnas Maroko dapat terus melanjutkan kesuksesannya hingga babak final?

“Menakjubkan! Maroko adalah negara Afrika pertama yang berhasil mencapai semifinal. Seluruh benua mendukung Anda,” cuit Samuel Eto'o, mantan penyerang Barcelona asal Kamerun, pada 11 Desember 2022.