Piala Dunia 2022 Qatar: Sepak Bola Memang Antirasisme, namun Sikap Tim Jerman Soal Ban Lengan Pelangi Sudah Kebangetan
Kiper sekaligus kapten Jerman, Manuel Neuer mengenakan ban lengan pelangi sebagai bentuk dukungan untuk LGBT, yang dilarang FIFA dipakai di Piala Dunia 2022 Qatar. (Twitter)

Bagikan:

JAKARTA - Jepang sebagai tim kuda hitam berhasil mengalahkan Jerman dalam laga perdana Grup E Piala Dunia 2022 Qatar di Stadion Khalifa International, Doha pada 23 November. Meski sempat tertinggal 1 gol lewat penalti Ilkay Gundogan pada menit ke- 33, Jepang secara mengejutkan bisa membalikkan keadaan lewat gol Ritsu Doan pada menit ke-75 dan gol Takuma Asano pada menit ke-84.

Skor berbalik 2-1 untuk keunggulan Jepang, bertahan hingga peluit panjang dibunyikan.

“Ini kekecewaan besar. Kami berada di jalur yang benar di babak pertama, dengan 78 persen penguasaan bola dan unggul 1-0. Kemudian kami memiliki peluang bagus di babak kedua yang tidak bisa kami manfaatkan,” kata pelatih Jerman Hansi Flick kepada Reuters.

"Jepang lebih efisien hari ini. Kami membuat kesalahan yang seharusnya tidak pernah kami lakukan terutama di Piala Dunia dan itu adalah hal-hal yang perlu kami tingkatkan," tambahnya.

Sejumlah fans justru menganggap para pemain Jerman terlalu meributkan urusan politik di luar lapangan hingga akhirnya mereka teralihkan dari fokus memenangkan pertandingan.

Melansir Daily Mail, Asosiasi Sepak Bola Jerman (DFB) sebelumnya memang telah mengeluarkan pernyataan tegas mendukung timnya, dengan mengatakan, “Melarang ban kapten sama dengan melarang hak kami untuk berbicara.”

Para pemain menunjukkannya lewat foto tim pra pertandingan melawan Jepang dengan ekspresi menutup mulut menggunakan tangan kanan sebagai protes larangan ban lengan OneLove oleh FIFA.

Aksi menutup mulut Timnas Jerman di laga pertama Grup E melawan Jepang di Piala Dunia 2022 Qatar. (Twitter/@DFB_Team_EN)

Seorang penggemar berkomentar di Twitter, “Jerman pantas mendapatkannya karena begitu terobsesi dengan ban lengan pelangi dan politik.”

Yang lain berkata, “Jangan teralihkan oleh 'politik' dan mainkan saja sepak bola Anda. Semua sinyal kebajikan yang tidak perlu, tidak membantu Anda menang. Jerman seharusnya memenangkan ini.”

Kekalahan tersebut menjadi kekalahan kedua Jerman secara berturut-turut di laga perdana Piala Dunia. Pada 2018 di Rusia, Jerman takluk 0-1 dari Meksiko.

Meski menang 2-1 melawan Swedia di laga selanjutnya, Der Panzer sebagai juara bertahan tetap tak mampu lolos dari fase grup setelah di pertandingan ketiga secara mengejutkan kalah 0-2 dari Korea Selatan. Apakah petaka itu kembali menimpa Jerman di Piala Dunia 2022 Qatar?

Bila laga melawan Spanyol di Al Bayt Stadium pada 28 November, Der Panzer bisa mendapat 3 poin, peluang lolos dari Grup E masih terbuka lebar. Terlebih, bila Jepang bermain imbang melawan Kosta Rika.

Namun, kalau Jerman hanya bermain imbang, peluang menjadi lebih sulit. Hasil imbang dan kemenangan hanya menghasilkan empat poin, yang berarti lolos atau tidaknya tergantung dari pertandingan tim lain di Grup E. Bisa jadi, selisih gol akan berperan.

Bila Jerman dan Jepang kalah dalam laga kedua, persaingan di Grup E kian sengit, tiga tim memiliki poin sama. Peluang akan benar-benar tertutup bila Jerman kalah dan Jepang kembali meraih 3 poin.

Kesempatan terbaik tentu memenangkan dua pertandingan sisa. Sekaligus menjaga harapan meraih gelar Juara Piala Dunia kelima menyamai Brasil.

Ban Lengan Pelangi

Menyoal polemik politik ban lengan pelangi bertuliskan ‘OneLove’ yang dituduhkan fans Jerman di Piala Dunia 2022 Qatar, FIFA memang telah melarang keras penggunaan ban tersebut dan akan memberikan sanksi tegas untuk pemain yang melanggar ketentuan.

Ban kapten pelangi merupakan simbol dukungan terhadap komunitas LGBT, kalangan yang dianggap ilegal di Qatar.

Alhasil, kapten Inggris Harry Kane yang sebelumnya sempat menyatakan keinginan mengenakan ban itu jelang laga melawan Iran membatalkan niatnya.

Begitu pun kiper Jerman Manuel Neuer dan beberapa kapten tim negara lain seperti kapten Belanda Virgil van Dijk, kapten Belgia Eden Hazard, kapten Denmark Simon Kjaer, dan kapten Swiss Granit Xhaka.

Gol pemain Jepang Ritsu Doan pada menit ke-75 menyamakan skor 1-1. Sembilan menit kemudian, Jepang berhasil mencetak satu gol lagi dan mengakhiri pertandingan melawan Jerman dengan hasil kemenangan. (Twitter @fifaworldcup)

“FIFA sangat jelas akan menjatuhkan sanksi olahraga jika kapten kami mengenakan ban lengan warna-warni di lapangan,” jelas pernyataan bersama kapten tim seperti dikutip dari Reuters

“Sebagai federasi nasional, kami tidak dapat menempatkan pemain kami dalam posisi di mana mereka dapat menghadapi sanksi olahraga termasuk kartu kuning, jadi kami telah meminta kapten untuk tidak mencoba mengenakan ban lengan dalam pertandingan Piala Dunia FIFA,” tulis pernyataan bersama itu. 

Menteri Dalam Negeri Jerman, Nancy Faeser yang menonton langsung laga Jerman vs Jepang menyebut larangan FIFA tersebut adalah kesalahan besar. Asosiasi Sepakbola Jerman pun berencana akan mengambil tindakan hukum terhadap FIFA untuk mengakhiri larangan tersebut.

“Kami sedang memeriksa semua opsi menyusul keputusan FIFA,” tulis Reuters.

Sponsor Hengkang

Melansir Daily Mail, menyusul larangan ban lengan pelangi, jaringan toko grosir Jerman, Rewe membatalkan kampanye iklannya dengan Asosiasi Sepak Bola Jerman.

Langkah Rewe, salah satu jaringan supermarket terbesar Jerman dengan penjualan di seluruh grup sebesar 76,5 miliar euro, menjadikannya sponsor pertama yang mengambil tindakan pasca FIFA mengancam mengeluarkan kartu kuning kepada setiap pemain yang mengenakan ban lengan pelangi di Piala Dunia 2022 Qatar.

“Kami membela keragaman dan sepak bola juga keragaman. Kami menjalani posisi ini dan kami mempertahankannya. Sikap skandal FIFA benar-benar tidak dapat diterima," kata kepala eksekutif Rewe Group, Lionel Souque.

Keputusan tersebut mencerminkan suasana hati negatif Jerman terhadap turnamen yang diselenggarakan di Qatar, yang dapat dilihat baik secara online, dengan tagar #BoycottQatar2022 yang sedang tren Twitter di Jerman, atau di lapangan dengan berbagai protes, termasuk stadion Jerman yang menyalakan 20.000 lilin untuk Qatar kematian pekerja migran.

Para pemain Jerman lesu setelah dikalahkan Jepang 1-2 di penyisihan grup Piala Dunia 2022 Qatar, dan ditinggalkan sponsor karena menentang kebijakan FIFA untuk tidak mengenakan ban lengan pelangi sebagai tanda dukungan untuk komunitas LGBT. (Twitter/@DFB_Team)

Rewe mengatakan telah memberi tahu Asosiasi Sepak Bola Jerman pada Oktober bahwa mereka tidak ingin melanjutkan kemitraan mereka. Tetapi setelah keputusan ban kapten, mereka ingin menjauhkan diri dari posisi FIFA dan melepaskan hak iklannya di bawah perjanjian sponsor.

Rewe mengatakan akan mulai membagikan album stiker bertema Piala Dunia yang tersedia di tokonya secara gratis dan menyumbangkan hasil dari yang sudah terjual.

Surat kabar The Sun pada 20 November lalu melaporkan bahwa pembuat minuman dan sponsor Inggris Lucozade telah menarik semua brandingnya dari Piala Dunia 2022 Qatar.

Secara terpisah, Deutsche Telekom pada 22 November berencana berbicara dengan Asosiasi Sepak Bola Jerman tentang kontroversi ban lengan pelangi tersebut.

Asosiasi Sepak Bola Jerman (DFB) adalah yang terbesar di dunia, dengan lebih dari 7 juta anggota aktif. Mitra DFB lainnya termasuk Volkswagen, Adidas, Deutsche Telekom, Lufthansa dan Commerzbank.