Aksi Perundungan oleh para Pelajar Berpotensi Mengancam Perwujudan Visi Indonesia 2045
Aksi para pelajar di Tapanuli Selatan yang menendang dan merundung seorang nenek yang sedang berdiri di tepi jalan, dan menjadi viral di media sosial. (Tangkapan layar Twitter)

Bagikan:

JAKARTA - Seorang siswi Sekolah Dasar (SD) menganiaya teman sekelasnya. Dalam video berdurasi 1 menit 41 detik yang beredar di media sosial, siswi tersebut terlihat kalap. Bak menangkap maling, dia berulangkali memukuli teman perempuannya bahkan sengaja naik ke meja untuk menendang kepala.

Korban tak melawan dan hanya menangis. Sejumlah teman-teman lainnya yang menyaksikan itu juga tidak berusaha melerai.

Dari informasi yang beredar, pelaku dan korban adalah murid kelas 5 SD Islamiyah 3 Kota Ternate, Maluku Utara. Aksi

" target="_blank" rel="noopener">perundungan
terjadi di dalam kelas pada jam istirahat. Pelaku kesal terhadap korban karena tidak memberikan contekan saat ulangan. Mirisnya lagi, aksi ini sengaja direkam pelaku dan diunggah ke media sosial.

Menurut Kepala Bidang Sekolah Dasar Disdik Ternate Nurlela H Syarbin, meski telah melakukan kesalahan fatal pihak sekolah tidak akan mengeluarkan pelaku dengan dalih masih di bawah umur.

“Namun, kami dari Disdik mengambil tindakan tegas untuk guru-guru dan kepsek. Saya sudah tekankan tiga hal yang harus dihindarkan dari dunia pendidikan bullying, kekerasan, dan intoleransi. Selanjutnya, dikembalikan ke pihak sekolah dengan orangtua kedua belah pihak," jelas Nurlela.

Ilustrasi - Para pelajar Indonesia mempertontonkan perilaku yang tidak bermoral. Aksi perundungan di sekolah masih saja terjadi. (Pixabay)  

Aksi serupa terjadi lagi pada 17 November 2022. Sejumlah murid SMP Plus Plus Baiturrahman, Kota Bandung merundung teman sekelasnya. Dalam video berdurasi 41 detik yang juga viral di media sosial terlihat pelaku sengaja memakaikan helm kepada korban.

Kemudian, pelaku memukul dan menendang kepala korban dari belakang. Setelah satu pukulan dan empat kali tendangan, korban jatuh tersungkur. Kabarnya mengalami pingsan. Namun, Kepala Sekolah SMP Plus Baiturrahman Saefullah Abdul Muthalib mengatakan korban hanya mengalami pusing.

Anggota DPR RI Ahmad Sahroni yang memposting video tersebut menuliskan, “1 kata buat Itu orang BIADAB.”

Aksi tak bermoral juga ditunjukkan oleh enam pelajar di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Ketika akan berangkat sekolah, mereka sengaja menghentikan sepeda motornya, menghampiri seorang nenek. Seorang pelajar menyapa singkat Si Nenek.

Tiba-tiba, seorang pelajar lainnya turun dari sepeda motor dan langsung menendang Si Nenek hingga jatuh terduduk di pinggir jalan. Korban kemudian berdiri dan pergi. Enam pelajar tersebut tampak tertawa gembira setelah melakukan aksinya.

Kapolres Tapanuli Selatan AKBP Imam Zamroni mengatakan sudah memanggil orangtua para pelajar, pihak sekolah, dan kepala desa setempat.

“Dari keterangan pelaku, mereka hanya iseng dan tidak ada niat melukai,” kata Imam dalam akun instagram @official.polrestapsel, 21 November lalu.

Anggota DPR RI Ahmad Sahroni mengunggah sejumlah kelakukan para pelajar yang tak bermoral di akun instagramnya. Satu di antaranya, video para pelajar SMP Plus Plus Baiturrahman, Kota Bandung. (Instagram Ahmad Sahroni) 

Sahroni meminta Menteri Pendidikan Nadiem Makarim bertindak tegas terhadap aksi

" target="_blank" rel="noopener">perundungan
yang dilakukan oleh pelajar. Sehingga, bisa memberikan efek jera bagi para pelaku.

“Pak mentri @nadiemmakarim @pustekkom_kemdikbud tolong semua pihak berikan edukasi kpd mereka yg sekolah di usia anak2 dan Remaja agar kejadian seperti ini tidak terulang, Banyak sekali belakangan kejadian demikian membully org2 Lemah...Nti kalo dah tangkep tuh Bocah pasti Nangis2 minta maap,” kata Sahroni di akun instagramnya pada 20 November lalu.

Menko Polhukam Mahfud MD meminta para pelajar dihukum. "Harus ada tindakan tegas. Anak-anak itu sangat biadab, masa nenek renta begitu diejek dan ditendang secara brutal. Untuk anak yang belum dewasa secara pidana ancaman hukumannya setengah dari ancaman hukuman normal."

Terkait kekerasan