Bagikan:

JAKARTA - Situasi dan kondisi politik Indonesia jelang Pemilu 2024 masih sangat dinamis. Teka-teki siapa yang akan bertarung sebagai pasangan Capres dan Cawapres belum terjawab.

Dibanding partai lain yang menduduki kursi DPR saat ini, Nasdem mengambil langkah lebih dulu dengan mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presidennya.

Nasdem tentu tidak bisa berjalan sendiri karena terbentur aturan presidential threshold. Kemungkinan besar, Nasdem akan menggandeng Partai Demokrat dan Partai Keadilan sejahtera untuk berkoalisi.

"Soal dua partai. Baik PKS teman kita, teman kita Demokrat, jujur saja, dari apa perspektif yang saya pahami. Apa yang saya pahami sebagai praktisi politisi, In sha Allah semuanya menyatukan pikiran, semangat, dekat bersama dengan Nasdem," kata Surya Paloh, dalam konferensi pers usai deklarasi Anies jadi Capres Nasdem di Nasdem Tower, Jakarta pada 3 Oktober 2022.

Sedangkan Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa meskipun sudah menyepakati koalisi, tetapi hingga saat ini masih belum memutuskan figur yang akan diusung sebagai calon presiden dan wakil presiden.

Ilustrasi Pemilu 2024 - Tentukan kriterianya terlebih dahulu, baru tentukan figur yang tepat untuk menjadi calon wakil presiden 2024. (Antara)

Sejumlah elite kedua partai memiliki harapan besar untuk Prabowo kembali bertarung dalam kontestasi pemilihan presiden 2024 bersama Muhaimin Iskandar (Cak Imin).

"Gus Muhaimin dan Pak Bowo akan bertemu Minggu nanti, banyak hal yang akan dibicarakan. Salah satunya tentang duet calon presiden dan calon wakil presiden yang diusung PKB dan Gerindra," kata Wasekjen DPP PKB Syaiful Huda pada 28 Oktober 2022.

"Sejauh ini duet Pak Bowo dan Gus Muhaimin yang paling diinginkan kader untuk bisa maju bersama sebagai calon presiden dan calon wakil presiden dalam Pemilu 2024," Syaiful melanjutkan.

Sama halnya dengan Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang telah membentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Ketiganya juga belum memutuskan apakah akan mengusung Airlangga Hartarto sebagai calon presiden atau pilihan lainnya.

Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin, proses penentuannya masih cukup panjang. KIB masih cenderung menunggu dan melihat dinamika politik yang terjadi jelang Pemilu 2024.

“Prosesnya masih akan panjang. Masih akan ditimang-timang, masih akan memperhatikan situasi, kondisi psikologis maupun sosiologis,” ucap Ujang kepada VOI, Sabtu (29/10).

Sementara, partai penguasa parlemen, PDI Perjuangan masih penuh pertimbangan apakah akan memilih Ganjar Pranowo atau Puan Maharani, putri ketua umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri yang akan maju sebagai calon presiden.

Dua kandidat yang dipertimbangkan PDIP untuk maju ke Pilpres 2024, Puan Maharani dan Ganjar Pranowo. (Antara/M Agung Rajasa)

Bila merujuk hasil sejumlah survei, elektabilitas Ganjar memang jauh melebihi Puan.

“Kalau lebih mengedepankan rasionalitas, ya pasti Ganjar. Apalagi, jejak rekamnya selama ini cukup baik dan berpengalaman,” kata Mohamad Grandy dari Poldata Indonesia Konsultan kepada VOI beberapa waktu lalu.

Namun, penunjukan figur yang akan maju sebagai calon presiden Pemilu 2024 merupakan hak prerogatif Megawati.

"Kongres ke-5 telah memberikan mandat terkait dengan Capres dan Cawapres merupakan hak prerogatif Ketua Umum PDIP Ibu Megawati Soekarnoputri," kata Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto pada 24 Oktober 2022.

Sehingga, sebelum ada keputusan resmi dari partai, kader PDI Perjuangan harus disiplin terhadap aturan partai. Disiplin dalam berideologi, disiplin dalam organisasi, dan disiplin dalam pergerakan.

“Sabar saja, nanti pasti akan diumumkan melalui pertimbangan yang mendalam, dan itu pasti demi kepentingan bangsa dan negara,” tambah Hasto.

Kriteria Calon Presiden

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh sempat memaparkan kriteria ideal untuk calon presiden yang akan berkontestasi pada Pemilu 2024.

Kriteria utama adalah konsistensi antara ucapan dan perbuatan. Figur calon presiden juga harus memiliki nilai tambah atas dasar keteladanan, perilaku, dan sikapnya.

“Bisa memberikan semangat pengorbanan untuk menjadi pemimpin Indonesia,” kata Surya Paloh usai menerima gelar Doktor Honoris Causa Bidang Sosiologi Politik dari Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur pada Juli lalu.

Selain itu, sikap rendah hati membangun kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia yang tercermin dalam kehidupan keseharian. Bisa merakyat dan tentunya menawarkan pemikiran-pemikiran dengan banyak tersenyum, bukan dengan amarah.

"Bukan dengan caci maki di antara kita, satu sama lain, saling merendahkan. Itu yang menjadi perhatian bersama. Kita harus mendukung suasana yang lebih kondusif agar bangsa ini bergerak maju ke depan," lanjutnya.

Prabowo Subianto dan Muhaimin Iskandar, kandidat Capres dan Cawapres 2024 yang digadang-gadang Partai Gerindra dan PKB. (Antara/M Risyal Hidayat)

Jusuf Kalla (JK) juga memiliki kriteria khusus terkait figur calon presiden pada Pemilu 2024. Yang pasti harus dapat membawa Indonesia makmur, maju, dan adil.

"Dari tujuan besar itu baru kita tetapkan kriteria. Ini tidak boleh main-main karena menyangkut 270 juta jiwa penduduk Indonesia," kata JK kepada awak media, Jumat (28/10).

Kriteria pertama, perlu jiwa kepemimpinan atau kemampuan memimpin. Tanpa jiwa kepemimpinan, dia menilai presiden tidak akan mampu mengatur bangsa yang besar ini.

Lalu, memiliki pengetahuan yang baik, berpengalaman, dan memiliki jejak rekam baik.

“Yang kita harapkan bukan nama, bukan siapa, tetapi seperti apa kriterianya, karakternya. Jadi, kita susun kriterianya dulu, baru tentukan orangnya,” tambah JK.

Presiden Jokowi juga sempat menyampaikan figur ideal pemimpin masa depan Indonesia.

"Tantangan global semakin berat. Rintangannya pun semakin banyak. Di tengah situasi itu, pemimpin seperti apakah yang kelak dibutuhkan Indonesia?" tulis Jokowi di akun twitternya pada 25 Agustus 2022.

Presiden Jokowi memberikan gambaran singkat terkait figur calon presiden ideal untuk Indonesia selanjutnya. (Twitter Presiden Jokowi) 

Menurut dia, calon presiden selanjutnya harus memiliki leadership yang kuat dan selalu berpihak kepada kepentingan rakyat.

"Rakyat itu bukan hanya rakyat yang di Jakarta, atau rakyat yang ada di Jawa tetapi di 17.000 pulau yang kita miliki," kata Jokowi yang menampilkan penggalan video sesi wawancara dengan jurnalis televisi swasta nasional.

Kriteria lain yang juga menjadi syarat mutlak, harus mau bekerja keras untuk menghadapi tantangan global yang semakin berat.