Xi Jingping Kembali Terpilih Sebagai Presiden China: Bagaimana Masa Depan Hubungan dengan Indonesia?
Komite Tetap Politbiro CPC (kiri-kanan): Han Zheng, Wang Huning, Li Zhansu, Xi Jinping, Li Keqiang, Wang Yang dan Zhao Leji. (china.org/Xinhua/Li Tao)

Bagikan:

JAKARTA - Xi Jinping kembali terpilih sebagai Sekretaris Jenderal Partai Komunis China (CPC), sekaligus Presiden China dalam pemungutan suara tertutup Kongres Nasional CPC yang dihadiri sekitar 2.400 delegasi pada 23 Oktober 2022. Jinping juga kembali diangkat sebagai Ketua Komisi Militer Pusat.

Dengan pencapaian itu, posisi Jinping tidak tergoyahkan untuk kembali menjabat Presiden China periode ketiga pada pertemuan tahunan Kongres Rakyat Nasional pada Maret mendatang.

Media pemerintah China bahkan sudah menyebut Xi Jinping sebagai pemimpin China paling kuat setelah Mao Zedong.

“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak atas kepercayaan yang telah diberikan. Saya berjanji membuktikan dan layak mendapat kepercayaan besar dari partai dan rakyat kami," kata Jinping dalam pidatonya usai hasil pemungutan suara diumumkan seperti dilansir dari wionews.com.

Ucapan selamat dari Presiden Jokowi untuk Presiden Xi Jinping. (Instagram/@jokowi)

Setelah lebih dari 40 tahun upaya tanpa henti menuju reformasi dan keterbukaan, China dibawah kendalinya telah menciptakan dua keberhasilan, pembangunan ekonomi yang cepat dan pembangunan jangka panjang sebagai upaya stabilitas sosial.

"China tidak dapat berkembang tanpa dunia, dan dunia juga membutuhkan China," katanya.

Dalam pidatonya, Jinping juga membangkitkan kembali masalah Taiwan dan memperingatkan negara-negara lain tidak ikut campur dalam permasalahan ini.

Ucapan Selamat

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un langsung memberikan ucapan selamat kepada Xi Jinping untuk masa jabatan lima tahun ketiga yang belum pernah terjadi sebelumnya sebagai Sekretaris Jenderal CPC.

Melansir asia.nikkei, dalam pesan telegram, Putin berharap bisa melanjutkan kemitraan komprehensif dan kerja sama strategis dengan China. Pencapaian Xi Jinping, menurut Putin, menjadi penegasan otoritas politik dan pengaruhnya yang tak tergoyahkan di China.

China telah menahan diri dari mengutuk agresi Rusia terhadap Ukraina, sementara menentang sanksi yang dijatuhkan oleh negara-negara Barat. Beijing dan Moskow telah memperkuat kerja sama akhir-akhir ini karena hubungan mereka dengan Amerika Serikat telah memburuk.

"Dari lubuk hati, saya berharap Anda, teman terkasih, sukses dalam pencapaian baru, terus diberi kesehatan dan kesejahteraan," kata Putin.

Presiden Xi Jinping bersama Presiden Vladimir Putin. (Xinhua/Pang Xinglei)

Secara terpisah, Kim Jong-un optimistis CPC akan meraih kemenangan gemilang dalam perjalanan baru untuk mempertahankan dan mengembangkan sosialisme yang sesuai dengan karateristik China.

“Dan untuk membangun negara sosialis modern di bawah kepemimpinan Anda," kata Kim.

Bersama dengan Jinping, Kim akan membentuk masa depan yang lebih indah untuk hubungan bilateral yang memenuhi tuntutan zaman dan bekerja dengan kuat mendorong gerakan sosialis di kedua negara.

China adalah sekutu terdekat dan paling berpengaruh Korea Utara dalam hal ekonomi.

Presiden Jokowi juga memberikan ucapan selamat untuk Xi Jinping.

“Selamat kepada Presiden Xi Jinping atas terpilihnya kembali sebagai Sekretaris Jenderal CPC. Menantikan untuk bekerja sama lebih lanjut dalam memperkuat kemitraan RI-China dan mempromosikan perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di Indo-Pasifik dan sekitarnya,” tulis Jokowi di akun instagramnya pada 24 Agustus 2022.

Hubungan Bilateral Menguat

Bagaimanapun, China adalah mitra bisnis terbesar untuk Indonesia. Pada 2021 saja, nilai perdagangan barang antara Indonesia dan China tumbuh 54,03 persen dari tahun sebelumnya. Nilai ini menjadi yang tertinggi sejak tahun 1989.

Ekspor barang Indonesia ke China tumbuh 69,22 persen year on year ke 53,78 miliar dolar AS pada tahun 2021. Di sisi lain, impor barang Indonesia dari China tumbuh 41,86 persen ke 56,22 miliar dolar AS pada periode sama.

Hubungan bilateral Indonesia-China juga semakin erat saat ini. Saat bertemu dengan Perdana Menteri Li Keqiang dan Presiden Xi Jinping di Beijing pada 26 Juli 2022, kedua negara menyepakati sejumlah hal, yakni:

  1. Pembaruan MoU Sinergi Poros Maritim Dunia dan Belt Road Initiative
  2. MoU Kerja sama Pengembangan dan Penelitian Vaksin dan Genomika
  3. MoU mengenai Pembangunan Hijau
  4. Pengaturan Kerja sama Kelautan
  5. Protokol mengenai ekspor nanas Indonesia
  6. Pengaturan Kerja Sama Pertukaran Informasi dan Penegakan Pelanggaran Kepabeanan
  7. Rencana Aksi Kerja Sama Pengembangan Kapasitas Keamanan Siber dan Teknologi.
Presiden Jokowi melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Republik Rakyat China (RRC) Xi Jinping di Villa 14, Diaoyutai State Guesthouse, Beijing, Selasa sore, 26 Juli 2022. (Xinhua).

“RRT (Republik Rakyat Tiongkok) adalah mitra strategis komprehensif Infonesia. Kita harus mengisi kemitraan tersebut dengan kerja sama yang menguntungkan untuk negara kita, dan sekaligus untuk kawasan dan dunia,” ucap Presiden Jokowi.

Berdasar data Kementerian Investasi/BKPM, nilai investasi China ke Indonesia mencapai 3,62 miliar dolar Amerika dengan total 1.020 proyek sepanjang Januari-Juni 2022.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia optimistis investasi China ke Indonesia akan lebih baik lagi bila Xi Jinping terpilih lagi sebagai Presiden China untuk masa jabatan lima tahun ke depan.

Sekalipun ada pelambatan ekonomi di China, ia masih yakin investasi negeri tirai bambu tidak akan terganggu.

"Mudah-mudahan bisa lagi menggarap investasi yang win-win, investasi yang saling menguntungkan dengan Indonesia. Saya juga percaya, in sha Allah investasi China ke Indonesia semakin hari semakin bertambah dalam konteks yang saling menguntungkan, saling menghargai, dan tumbuh bersama khususnya dalam konteks penciptaan lapangan pekerjaan dan penambahan nilai tambah," kata Bahlil dalam paparan realisasi investasi triwulan III 2022 di Jakarta.