Kesuksesan <i>Demon Slayer: Mugen Train</i> di Tengah Pandemi Jadi Kebangkitan Industri Film Jepang
Potongan adegan Demon Slayer (Instagram @aniplexusa)

Bagikan:

JAKARTA - Jaringan bioskop di Jepang mengalami puncak popularitas di tengah pandemi COVID-19. Hal ini dikarenakan film Demon Slayer: Kimetsu No Yaiba the Movie: Mugen Train sedang diminati masyarakat.

Demon Slayer: Mugen Train merupakan adaptasi dari komik berjudul sama oleh Koyoharu Gotoge. Komik ini pertama kali dirilis melalui majalah Weekly Shonen Jump mulai Februari 2016 hingga Mei 2020.

Filmnya menceritakan seorang anak laki-laki bernama Tanjiro Kamado yang menjadi seorang pembasmi iblis. Keluarganya dibunuh dan adik perempuannya, Nezuko berubah menjadi iblis. Kemudian, Tanjiro Kamado bergabung dengan Demon Slayer Corps untuk melawan iblis.

Jadi Film Box Office Kedua di Jepang

Pada Senin, 30 November, jaringan bioskop Aniplex mencatat Demon Slayer: Mugen Train menyalip pendapatan film Titanic di bioskop Jepang. Sebanyak 264 juta dolar Amerika Serikat didapatkan Demon Slayer terhitung 45 hari sejak penayangan perdananya pada 16 Oktober.

Film ini juga menjadi film keenam dengan keuntungan terbanyak di tahun 2020 dengan penayangan di tiga negara: Jepang, Taiwan, dan Hong Kong.

Sebelum Titanic, Demon Slayer: Mugen Train melewati pencapaian Frozen dengan 245 juta dolar AS di tahun 2014 serta Your Name dengan 240 juta dolar AS di tahun 2016.

Awal November, sebanyak 700 orang beramai-ramai mendatangi Kyushu Railway untuk menyaksikan kereta yang terinspirasi dari film Demon Slayer: Mugen Train beroperasi.

Tiket untuk menaiki kereta itu terjual habis dalam waktu sekejap. Kereta ini menawarkan merchandise orisinal serta hadiah spesial bagi penumpang yang mengenakan kostum tradisional Jepang di era Taisho seperti latar belakang ceritanya.

Perusahaan Bandai asal Jepang menghadirkan Tamagotchi dan pedang replika Demon Slayer: Mugen Train. Ada sembilan karakter Demon Slayer yang bisa ditemukan dalam Tamagochi tersebut. Selain itu, banyak perusahaan yang mencoba meraup keuntungan dengan membuat merchandise bernuansa Demon Slayer.

Respons Sutradara Ghibli

Kesuksesan Demon Slayer disambut positif oleh masyarakat. Film ini mampu memberi keuntungan bagi industri perfilman Jepang di tengah pandemi yang tidak kunjung usai.

Makoto Shinkai, sutradara Your Name memberikan responsnya melalui akun Twitter. Ia menyertakan artikel Demon Slayer yang melewati rekor Your Name dan menulis, “Apa? LOL! Meski saya merasa frustasi, pencapaian ini adalah hal biasa di industri hiburan di mana rekor selalu terpecahkan, bukan? Saya akan melakukan yang terbaik setiap hari sehingga saya bisa membuat film yang bagus.”

Hayao Miyazaki, sutradara Spirited Away juga memberi respons ketika ditanya seorang wartawan saat Miyazaki sedang mengambil sampah. Melansir Soranews24, Hayao Miyazaki berkata, “Akan lebih baik jika orang-orang tidak terlalu memikirkan hal seperti rekor box office dan fokus dengan pekerjaannya.”

Hayao Miyazaki mengaku ia belum menonton Demon Slayer karena ia tidak suka menonton. Tidak sedikit penggemar Studio Ghibli yang khawatir jika Demon Slayer akan mengambil alih rekor Spirited Away, film box office tertinggi sepanjang masa di Jepang.

“Hal seperti itu (rekor box office) bukan sesuatu yang layak dikhawatirkan. Inflasi akan selalu ada di dunia..”

Imbas Negatif dari Kesuksesan Demon Slayer

Terlepas dari berita positifnya, obsesi terhadap Demon Slayer juga berdampak secara negatif. Di Taiwan, seorang pria mengunggah cerita di akun Facebook miliknya karena ia putus dengan kekasihnya setelah sang wanita membuang seluruh figur Nezuko, karakter Demon Slayer yang ia miliki.

Tidak hanya itu, sang kekasih membakar poster Demon Slayer milik sang pria. Mengutip Comic Book, pria itu belum sempat menonton Demon Slayer di bioskop Taiwan sehingga ia mengoleksi figur Nezuko agar dapat menghiburnya.

Sang pria memilih mengambil jalur legal jika sang mantan tidak memberi kompensasi seluruh figur Nezuko yang ia buang. Lain halnya dengan seorang pria berumur 35 tahun di Kyoto yang ditangkap karena membuka bungkus gantungan kunci Demon Slayer di sebuah toko sampai ia menemukan karakter favoritnya tanpa membayarnya.

Mengapa Demon Slayer Sangat Populer?

Apa yang membuat Demon Slayer: Mugen Train sangat populer di Jepang? Menurut kritikus anime Ryota Fujitsu kepada Mainichi, Demon Slayer memiliki cerita yang mudah dipahami orang dewasa dan anak-anak.

“Karakter Tanjiro menghadapi beban yang berat tetapi ia menerimanya tanpa mengeluh. Cerita ini seperti melihat seseorang yang mengalami ketidakadilan dalam hidup namun menjalani dengan kuat dan hal itu menjadi harapan bagi penonton yang menyaksikannya.”

Demon Slayer yang pertama kali diadaptasi sebagai serial televisi juga populer walaupun ditayangkan pada malam hari. “Meski audiensnya terbatas (karena ditayangkan malam hari), tetapi serialnya bisa disaksikan secara online, artinya serial itu bisa menjangkau seluruh negara.”

Lagu tema Demon Slayer juga dinyanyikan oleh LiSa, solois Jepang yang sedang digandrungi masyarakat. Partisipasinya dalam Demon Slayer juga memiliki efek positif bagi anime tersebut. Lagu berjudul Gurenge itu menempati tangga lagu Oricon dan Billboard World Digital Song Sales.

Kehadiran Demon Slayer: Mugen Train seakan menjadi hiburan bagi masyarakat di tengah pandemi. Penjualan yang terus meningkat serta berbagai barang yang dijual secara masif membuat kepopuleran Demon Slayer: Mugen Train tidak kunjung padam dalam waktu dekat. Adapun film ini akan ditayangkan di beberapa negara pada tahun depan.