Kabinet Biden Mungkin Pecahkan Rekor: Perempuan Pertama Pimpin Intelijen dan Latin Mengepalai Departemen Keamanan
Presiden AS terpilih, Joe Biden (Sumber: Commons Wikimedia)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden meluncurkan daftar orang-orang yang akan memimpin departemen kebijakan luar negeri dan keamanan nasional. Biden telah memilih seorang wanita yang akan memimpin intelijen AS. Selain itu, Biden juga memilih orang Latin pertama yang memimpin Departemen Keamanan Dalam Negeri.

Mengutip CNN, Selasa, 24 November, dia adalah Alejandro Mayorka. Mayorka lahir di Kuba dan mantan wakil sekretaris Departemen Keamanan Dalam Negeri. Ia dicalonkan Biden untuk memimpin Departemen Keamanan Dalam Negeri dan akan ditugaskan membangun kembali sebuah badan yang melakukan beberapa tindakan paling kejam terkait dengan kebijakan imigrasi garis keras Presiden AS Donald Trump.

Hal itu termasuk perpisahan keluarga di perbatasan AS-Meksiko. Mantan Menteri Perumahan dan Pembangunan Perkotaan Julián Castro, yang pernah mencalonkan diri sebagai presiden dari Partai Demokrat, mengakui kehebatan Alejandro Mayerka. Castro sendiri kerap muncul sebagai pembela hak-hak imigran terkemuka.

"Alejandro Mayorkas adalah pilihan bersejarah dan berpengalaman untuk memimpin sebuah badan yang sangat membutuhkan reformasi," kata Castro. "Sebagai seorang imigran dan pencipta program DACA, dia sangat cocok untuk memperbaiki kerusakan yang dibuat Trump dan membangun agenda imigrasi yang lebih berbelas kasih dan masuk akal."

Selain itu, Biden memilih wanita yang ditunjuk untuk menjadi Direktur Intelijen Nasional, Avril Haines. Ia adalah mantan pejabat tinggi CIA dan wakil penasihat keamanan nasional. Haines akan menorehkan sejarah jika dikonfirmasi oleh Senat. Petinggi Partai Demokrat di Komite Intelijen Senat mendorong rekan-rekan Republiknya untuk mengonfirmasi Haines untuk memimpin komunitas intelijen.

"Avril cerdas dan mampu, dengan latar belakang yang akan membantunya dengan baik sebagai Direktur Intelijen Nasional," kata Senator Virginia Mark Warner. "Meskipun saya berharap dia akan menghadapi pertanyaan ketat dari Senator di kedua sisi, semakin cepat kita bisa mendapatkan Direktur Intelijen yang dikonfirmasi untuk mulai memperbaiki kerusakan yang telah dilakukan empat tahun terakhir terhadap badan intelijen kita, semakin baik."

Biden bergerak cepat untuk menyusun pemerintahannya yang akan datang meski Trump terus berupaya menolak hasil pemilu dan mempersulit masa transisi. Biden juga diharapkan menunjuk Janet Yellen sebagai Menteri Keuangan, menurut sumber yang mengetahui pemilihan tersebut. Yellen akan jadi wanita pertama yang menjabat sebagai Menteri Keuangan jika dinominasikan dan dikonfirmasi.

Komposisi beragam

Daftar nominasi yang telah diumumkan termasuk Antony Blinken, ajudan kebijakan luar negeri Biden, yang terkonfirmasi ditunjuk sebagai Menteri Luar Negeri. Lalu Linda Thomas-Greenfield untuk menjadi duta besar AS untuk PBB. Selain itu ada Jake Sullivan yang akan bergabung dengan tim Gedung Putih sebagai penasihat keamanan nasional Biden.

Pilihan tersebut mencerminkan keinginan Biden untuk membangun Kabinet yang beragam dengan para ahli yang berpengalaman dalam kebijakan publik dan pengalaman yang mendalam dalam pemerintahan. Mantan Menteri Luar Negeri John Kerry dipilih untuk memimpin hal yang berkaitan dengan iklim. Kerry adalah pendukung perjanjian iklim Paris, kesepakatan penting yang Trump tarik. Kerry juga memilih Biden untuk menjadi ketua bersama "satuan tugas persatuan" tentang perubahan iklim dengan Senator Bernie Sanders.

Biden dalam sebuah pernyataan menggambarkan daftar anggota kabinet yang terkonfirmasi sebagai "inti" dari sebuah tim yang ditugasi untuk menegaskan kembali kepemimpinan AS di panggung global. Selama ini Trump terus memutuskan diplomasi multilateral dan menghancurkan pakta rapuh seperti kesepakatan nuklir Iran.

"Orang-orang ini sama-sama berpengalaman dan mengalami krisis karena mereka inovatif dan imajinatif," kata Biden. "Prestasi mereka dalam diplomasi tidak tertandingi, tetapi mereka juga mencerminkan gagasan bahwa kita tidak dapat memenuhi tantangan besar di momen baru ini dengan pemikiran lama dan kebiasaan yang tidak berubah atau tanpa keragaman latar belakang dan perspektif. Itulah mengapa saya memilih mereka."

Terkait