Refleksi Era Pandemi COVID-19: Masyarakat Semakin Sadar Jika Investasi Kesehatan Sangat Penting
Tes antigen dan PCR merupakan komponen yang sangat berperan dalam peningkatan pengeluaran biaya kesehatan selama pandemi COVID-19. (ANTARA)

Bagikan:

“Saat kamu masuk ke ruang operasi, kamu baru sadar bahwa kesehatan itu betapa berharganya” – Steve Jobs

JAKARTA - Menjaga kesehatan merupakan salah satu bentuk investasi. Kesehatan menjadi salah satu fokus utama manusia untuk bertahan hidup. Menjaga kesehatan bukanlah hal mudah, gaya hidup menjadi pemicu turunnya kondisi tubuh hingga timbulnya bermacam penyakit.

Namun, sejak pandemi COVID-19 telah menumbuhkan sikap kesadaran di masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan agar tubuh memiliki imunitas.

Rumah Sakit Darurat COVID-19 di Wisma Atlet Kemayoran Jakarta. (ANTARA)

Virus COVID-19 telah menjadi pandemi di seluruh dunia, tubuh membutuhkan imunitas sebagai benteng agar tidak mudah terinfeksi. Masyarakat pun melakukan berbagai upaya meningkatkan daya tahan tubuh.

Dari mulai kegiatan yang paling mudah dan murah seperti berjemur di pagi hari, olahraga ringan, bersepeda hingga mengonsumsi suplemen dan minum ramuan rempah-rempah tradisional dilakukan.

Pengeluaran Kesehatan Meningkat

Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2021, walau masih di angka 5 persen namun alokasi pengeluaran untuk kesehatan sebagai salah satu komponen biaya bukan makanan mengalami kenaikan dalam tiga tahun terakhir.

Menjaga imunitas sebagai upaya memelihara kesehatan mengambil porsi terbesar dibanding pengeluaran lain. Score angka kesakitan dan keluhan kesehatan pun mengalami penurunan.

Pola kenaikan pengeluaran dalam upaya pencegahan penyakit dalam tiga tahun terakhir menunjukkan peningkatan, sebagai indikator kepekaan masyarakat untuk mencegah gangguan kesehatan.

Bersepeda menjadi kegiatan favorit masyarakat untuk menjaga kesehatan di era pandemi COVID-19. (health.id)

Pada pertengahan 2021 pengeluaran untuk kesehatan tercatat mengalami peningkatan 0,28 persen dibandingkan tahun sebelumnya, dari 5,07 persen menjadi 5,35 persen. Peningkatan utamanya terjadi di daerah perkotaan, sedangkan pengeluaran untuk kesehatan masyarakat pedesaan cenderung menurun.

Pengeluaran kesehatan yang dilakukan rumah tangga meliputi mengobati, mencegah, atau pembelian obat. Tujuan mengobati masih mendominasi dengan 63,29 persen. Dan tujuan pencegahan terdistribusi hampir separuh dari pengeluaran kesehatan dengan pola kenaikan.

Pendekatan Pencegahan

Pepatah “mencegah lebih baik baik daripada mengobati” adalah benar. Karena melakukan pencegahan dengan menjaga tubuh kita sebelum penyakit menyerang adalah hal terbaik, daripada melakukan tindakan pengobatan.

Dari data Susenas juga tercatat, kepekaan masyarakat untuk upaya pencegahan demi kesehatan meningkat selama pandemi COVID-19. Bahkan terjadi peningkatan yang signifikan sebesar 7,64 persen dari 15,18 persen tahun 2019 menjadi 22,82 persen tahun 2021.

Berjemur kini menjadi kebutuhan utama masyarakat untuk meningkatkan imunitas dari serangan virus COVID-19. (Pixabay)

Tren peningkatan ini terjadi di perkotaan ataupun di perdesaan. Pemeliharaan kesehatan yang dilakukan sebagian besar dalam upaya menjaga imunitas tubuh. Tren naiknya pengeluaran untuk pencegahan yang melonjak selama masa pandemi juga  dipengaruhi meningkatnya tes kesehatan seperti PCR atau antigen.

Survei Susenas juga memotret penurunan keluhan kesehatan yang dialami masyarakat termasuk angka sakit dalam tiga tahun terakhir. Hal ini terjadi karena berhubungan dengan berbagai upaya pencegahan yang dilakukan.

Terjadi penurunan jumlah masyarakat yang merasakan keluhan kesehatan dalam sebulan terakhir. Dari 32 per 100 penduduk Indonesia, turun menjadi 27 pada tahun 2021.

Di perkotaan keluhan kesehatan dan angka kesakitan tercatat lebih tinggi dari perdesaan. Dipengaruhi berbagai faktor seperti gaya hidup, konsumsi makanan termasuk polusi udara.

Walaupun demikian, kesadaraan masyarakat yang meningkat untuk melakukan pencegahan terhadap kesehatan menjadi gejala yang positif untuk membentuk sumber daya manusia yang sehat selama era pandemi COVID-19.