Bagikan:

JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes) periode 2014-2019 Nila F Moeloek menyebut, masyarakat Indonesia yang peduli dengan kesehatan tidak lebih dari 20 persen. Padahal di tengah pandemi COVID-19, kepedulian kesehatan nomor wahid.

"Ini saya sedih, memang tidak lebih dari 20 persen sadar kesehatan. Mereka tidak sadari, perilaku merusak lingkungan itu juga dapat berdampak pada kesehatan," kata Nila dilansir Antara, Jakarta, Kamis, 24 September.

Padahal, Kementerian Kesehatan sudah mengeluarkan program Gerakan Masyarakat untuk Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (GERMAS PHBS) yang didalamnya terdapat ajakan untuk mencuci tangan dengan sabun pada air bersih yang mengalir, mengkonsumsi makanan bersih dan sehat, membuang sampah pada tempatnya, tidak merokok, dan pembersihan sarang nyamuk.

"Selain itu ada pula ajakan untuk berolahraga, makan makanan yang sehat dan melakukan pengecekan kesehatan secara berkala," ujar dia.

Ia mengatakan di era pandemi COVID-19 seperti saat ini masyarakat jadi panik dan takut. Sistem imunitas memang kompleks, tapi itu diperlukan untuk menghambat infeksi virus, selain dengan menggunakan vaksin.

Transmisi penularan virus corona baru, ujar Nila, sangat didorong oleh jumlah populasi dan tentu mobilitas manusia berpengaruh sangat luar biasa. Kepatuhan menjalankan PHBS selama ini ternyata tidak dipraktikkan, baru setelah ada COVID-19 masyarakat jadi sering mencuci tangan.

Saat COVID-19 merebak salah satu yang harus dilakukan adalah lockdown, yang di Indonesia dilakukan dengan menjalankan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Intervensinya, menurut dia, harus tepat karena yang diinginkan turunnya angka positif kasus infeksi SARS-CoV-2 dan kematian.

"Jadi yang dilakukan itu lockdown dan ditunjang dengan 3M," ujar Nila menyebutkan keharusan memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak (3M) jika terpaksa harus keluar rumah di saat pandemi COVID-19.