Bagi Pebalap MotoGP, Mengerem Laju Sepeda Motor Adalah Pekerjaan Maha Berat
Pebalap tim Petronas Yamaha SRT, Fabio Quartararo melakukan pengereman kuat dalam ajang MotoGP Ceska 2019 di Sirkuit Brno pada 4 Agustus. (Foto: Cycle News)

Bagikan:

JAKARTA – Tahukah Anda bahwa setiap kali seorang pebalap MotoGP melakukan pengereman keras, tubuhnya seperti ditindih beban seberat 160 kg? Begitulah gambaran perjuangan seorang pebalap MotoGP dalam pacuan yang rata-rata memakan waktu 45 menit.

Menurut aturan, berat sepeda motor MotoGP tidak boleh kurang dari 157 kg. Berat itu sudah termasuk oli, air, kamera, bermacam peralatan elektonik, dan piranti pengumpul data.

Bensin adalah bobot tambahan. Tiap tanki motor MotoGP punya kapasitas penuh sebanyak 22 liter, atau sekitar 17 kg bensin.

Ditambah bobot masing-masing pebalap yang rata-rata 67 kg. Kemudian ditambah lagi piranti balap: helm, sepatu balap, baju balap, dan sarung tangan balap yang berat totalnya bisa mencapai 11 kg.  Jadi, berat total seluruh isi sepeda motor MotoGP ditambah pembalap hampir mencapai 260 kg.

Gaya mengerem Michele Pirro, mantan pebalap MotoGP dari tim Ducati. (Foto: MotoGP)

Lantas seorang pebalap ngebut di lintasan dengan kecepatan maksimum yang mencapai 350 km/jam. Kemudian dia harus melakukan pengereman maksimal saat memasuki tikungan. Saat itu seorang pebalap MotoGP memperoleh tekanan gravitasi sebesar 2g.

Tekanan sebesar itu sebenarnya tak seberapa dibanding pebalap Formula 1 yang bisa mendapatkan gaya gravitasi sebesar 4g, bahkan 5g. Tetapi posisi pebalap Formula 1 lebih rendah, karena mereka duduk dan terikat sangat kuat di dalam kokpit mobil.

Berbeda dengan pebalap MotoGP yang harus menahan semua beban dengan tubuhnya sendiri, tanpa bantuan seat belt. Bobot seorang pebalap ditambah peralatan lengkap bisa mencapai 80 kg, harus ditahan dengan tangan, selangkangan, paha, hingga kaki agar dia tidak terpental ke depan.

Jika dibandingkan dengan lifter terkuat di dunia yang mampu mengangkat beban 200 kg, seorang pebalap MotoGP kurang lebih sama. Menurut analisis Brembo, produsen rem balap asal Italia, pebalap MotoGP serasa mendapat beban seberat 160 kg, yang berasal dari bobot tubuh plus peralatan balap yang dia kenakan dikali 2 gaya gravitasi, setiap kali mengerem.

Jika ditotal bobot motor tambah pebalap yang hampir 260 kg, rem sepeda motor MotoGP harus mampu menghentikan beban sekitar 500 kg dalam waktu sangat singkat. Hanya hitungan sepersekian detik!

Situasi itu harus dialami berkali-kali dalam satu sesi balap. Tak jarang mencapai 50 kali pengereman keras dalam 45 menit pacuan. Sudah pasti itu akan sangat menguras energi, sehingga seorang pebalap MotoGP dituntut memiliki kebugaran fisik yang hebat agar mampu terus berkonsentrasi dalam balapan.

Teknologi Berkembang, Tekanan Makin Berat

Di masa sebelum 1980-an, pebalap motor kelas premium yang saat itu masih bernama GP500 belum merasakan tekanan gravitasi sebesar 2g saat pengereman. Namun setelah rem berbahan serat karbon diperkenalkan pada 1988, isu soal tekanan gravitasi menjadi perbincangan.

Tim Lucky Strike Yamaha Roberts adalah perintis rem serat karbon, yang dipakai dalam GP Inggris 1988. Pemakaian rem serat karbon membuat pebalap tim itu, Wayne Rainey memenangi balapan tersebut yang digelar di Sirkuit Donington Park pada 7 Agustus 1988.

Rainey, pembalap asal Amerika Serikat, mampu melakukan pengereman lebih lambat dibandingkan para pesaingnya. Namun sepeda motor yang digeber Rainey mampu berhenti lebih cepat, dan berakselerasi dengan sigap selepas dari tikungan.

Jack Miller merayakan kemenangan dengan cara pengeremen mendadak atau stoppie dalam seri MotoGP Prancis 2021 di Sirkuit Le Mans pada 16 Mei. (Foto: MotoGP)

MotoGP masa sekarang sudah menerapkan teknologi aerodinamik. Pemasangan sayap pada motor untuk meningkatkan downforce memang membuat laju lebih stabil dan cepat, namun mengundang konseskuensi pada pengereman yang semakin berat.

“Tekanan yang dalami pada pebalap memang semakin berat, namun di balik itu kita juga punya keuntungan. Saat kita mengerem, otomatis badan akan terlontar ke depan. Badan kita juga berfungsi sebagai rem angin. Jadi sebenarnya untuk meningkatkan daya pengereman, masing-masing pebalap punya ciri tersendiri,” kata Jake Miller, pebalap MotoGP dari tim pabrikan Ducati seperti dikutip Motor Sport Magazine.