JAKARTA - Ketua Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Mochamad Iriawan berencana masuk ke ruang ganti timnas jelang leg kedua final Piala AFF 2020 melawan Thailand. Rencana Iwan Bule --sapaan akrab Iriawan-- diprotes. Ketua federasi sepak bola yang tak mengetahui aturan sepak bola dianggap bakal membahayakan sepak bola.
Rencana itu disampaikan Iwan Bule ketika berbincang dengan dua penggawa timnas, Evan Dimas dan Asnawi Mangkualam lewat panggilan video. Saat itu Evan dan Asnawi bertanya soal rencana Iwan Bule datang ke Singapura tempat laga dihelat.
"Saya tanggal 31 ke sana (Singapura)," kata Iwan Bule.
"Saya usahakan bisa turun ke tempat ganti pakaian (ruang ganti). Saya lagi izin ke AFF," tambahnya.
Rencana ini diprotes publik sepak bola Tanah Air. Mayoritas mempertanyakan alasan Iwan Bule ingin masuk ke ruang ganti pemain. Lainnya khawatir masuknya Iwan Bule ke ruang ganti pemain berakibat buruk bagi timnas dan sepak bola Indonesia.
"Nah kan, mulai ada yang aneh-aneh. Apa gue bilang. Hal-hal kayak gini yang bsa mecah konsentrasi pemain. Enggak inget apa tahun 2010? Mendingbiarin pemain fokus ke pertandingan final. Kalau perlu coach STY mnta seluruh pemain off sosmed sama berita apapun deh. Ini makin banyak yang nyari panggung," tulis akun @xvenantx.
Akun lainnya, @buluperinduh, menulis: Biar apa sih, pak? Kalau alasannya ingin memotivasi dan memberi semangat, bapak ini Ketua Umum PSSI apa cheerleaders?
"Bapak ngerti aturan sepak bola enggak sihhh????Aduhhh gini kok bisa-bisanya jadi Ketum PSSI, lohhh. Anda itu tidak boleh masuk selama pertandingan belom selesaiiii. Kalau pertandingan dah selesai entah itu juara apa kagak, Anda baru boleh masuk gitu," protes @indomigoreng_.
Iwan Bule bukan tak paham aturan. Ia juga sadar rencananya rentan polemik. Iwan Bule bahkan mempertanyakan balik protes publik sepak bola Tanah Air soal rencananya masuk ruang ganti pemain jelang laga kontra Thailand.
"Kenapa polemik? Kenapa berharap jangan (ke ruang ganti)," tuturnya kepada Kompas.com.
Terkait aturan yang mengganjal rencananya, Iwan Bule menyatakan akan meminta restu Asean Football Federation (AFF). Entah. Sebutlah pada akhirnya AFF memberi izin. Tapi meminta restu dan mematuhi aturan adalah dua hal yang sama sekali berbeda.
Pasal 32 ayat 2 regulasi Piala AFF soal Delegasi Tim mengatur, "Setiap tim dilarang mengizinkan orang tidak berwenang atau orang yang tidak memiliki kartu akreditasi masuk ke ruang ganti tim, lapangan, atau area terkendali lainnya." Aturan yang jelas dan tegas.
Piala AFF 2020 sejatinya juga menerapkan sistem bubble yang ketat. Aktivitas dan interaksi pemain amat terbatas. Pengetatan protokol kesehatan memang jadi fokus dalam gelaran Piala AFF 2020. Para pemain konon harus menjalani PCR selama empat kali sepekan.
Tes PCR biasanya dilakukan dua hari sebelum pertandingan dan satu hari setelah pertandingan. Media Officer PSSI Bandung Saputra, dikutip Bola.com menjelaskan sekelumit peraturan ketat lain yang harus dipatuhi pemain, pelatih, serta ofisial timnas Indonesia.
"Keseharian Timnas Indonesia di Piala AFF 2020 ya cuma latihan, pertandingan, dan hotel. Penyelenggara sangat ketat dan membatasi kegiatan pada bubble di sini," kata Bandung.
Selain tes PCR rutin, penggunaan masker juga diberlakukan ketat. Selain itu penyelenggara juga meniadakan makan prasmanan dan menggantinya dengan nasi boks untuk dibagikan kepada seluruh peserta turnamen. Dan seluruh peserta menaati aturan itu.