JAKARTA - Ketua Komisi B DPRD DKI Abdul Aziz meminta PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) menyediakan klinik di setiap depo untuk memeriksa kondisi kesehatan sopirnya.
Hal ini diungkapkan dalam rapat Komisi B dengan agenda meminta klarifikasi Transjakarta atas kasus kecelakaan dua bus Transjakarta yang mengakibatkan dua orang meninggal dunia.
"Usulan kami ada klinik di setiap depo. Besok-besok, sebelum sopir melakukan opersionalnya harus ada klinik yang mengecek ini ngantuk apa enggak, tekanan darahnya normal atau enggak. Ada dokter yang mengontrol," kata Aziz kepada wartawan, Rabu, 27 Oktober.
Aziz memandang hal ini diperlukan untuk mencegah kecelakaan bus Transjakarta kembali terulang. Mengingat, selama ini Tansjakarta hanya melakukan pengecekan kondisi sopir dalam bentuk surat pernyataan.
Selain itu, DPRD juga meminta Transjakarta menjelaskan kronologi kecelakaan yang terjadi pada Senin, 25 Oktober lalu. Kemudian, terkait penanganan korban hingga upaya mitigasinya.
Terkait penyebab kecelakaan, Aziz masih menunggu keterangan dari kepolisian. "Yang penting, ini tidak terjadi lagi seperti apa. Kalau yang sudah terjadi kan menjadi tugas kepolisian menyelidiki, kita sebagai dewan bagaimana supaya tidak terjadi lagi," tutur dia.
BACA JUGA:
Sebagai informasi, kecelakaan dua bus TransJakarta terjadi pada Senin, 25 Oktober, pagi. Akibat kecelakaan itu 33 orang menjadi korban. Di mana, dua di antaranya meninggal dunia dan 31 orang mengalami luka ringan dan berat.
Kecelakaan bermula saat satu bus Transjakarta yang sedang berhenti untuk menurunkan penumpang di Halte Cawang Ciliwung. Tiba-tiba, satu bus dari belakang menabrak bus yang sedang berhenti di halte.
Bagian depan dari bus Transjakarta Jakarta yang menabrak dari belakang ringsek, begitu juga pada kondisi bagian belakang bus Transjakarta yang sedang berhenti di Halte Cawang Ciliwung.