Berharap JIS Untungkan DKI, Gerindra: Jangan Jadi Beban Seperti Velodrome
Peninjauan JIS (DOK Humas Jakpro)

Bagikan:

JAKARTA - Wakil Ketua DPRD DKI dari dari Fraksi Gerindra, Mohamad Taufik menginginkan agar Jakarta International Stadium (JIS) bisa memberikan keuntungan finansial bagi Pemprov DKI.

Hal ini disampaikan usai meninjau pembangunan stadion yang terletak di Jakarta Utara, bersama beberapa anggota DPRD DKI lainnya.

Taufik mengaku tak ingin Stadion JIS menjadi beban keuangan BUMD PT Jakarta Propertindo (Jakpro), seperti Stadion Velodrome.

"Saya ingin sampaikan kepada Jakpro sebagai salah satu BUMD bahwa setelah ada ini, kemudian jangan jadi beban. Jangan jadi beban seperti velodrome. Sekarang velodrome enggak ada hasilnya, keluar uang terus Jakpro," kata Taufik, Jumat, 22 Oktober.

Diketahui, Jakarta International Velodrome direnovasi sejak tahun 2016 semasa Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menjadi Gubernur DKI. Stadion yang awalnya dibangun tahun 1973 ini kemudian diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada tahun 2018.

Kemudian, Taufik juga meminta Jakpro mengelola JIS secara internasional karena dibangun dengan anggaran yang fantastis. Sebab, menurut dia, stadion ini bakal menjadi kebanggaan Jakarta karena kemegahannya.

"Kita enggak mau nanti ini dibangun satu kali pertandingan dimulai kemudian kayak Jakabaring. Ini harus dikelola secara profesional. Jakpro harus lebih terbuka dalam mengelola stadion ini karena harus dikelola oleh orang orang professional," tutur Taufik.

Sebagai informasi, peluncuran tidak resmi (soft launching) stadion akan dilakukan pada 10 Desember 2021. Sementara grand launching atau peresmian JIS dijadwalkan berlangsung pada Maret 2022 mendatang.

Disebutkan, JIS akan menjadi stadion berstandar FIFA ini menjadi yang terbesar di Indonesia, bahkan Asia Tenggara. Stadion berkapasitas 82 ribu penonton ini juga menjadi stadion terbesar ketiga di dunia.

Teknologi yang dipasang di stadion ini antara lain lifting struktur atap stadion dengan bobot terberat yang diangkat secara bersamaan, stadion pertama yang menggunakan sistem atap buka-tutup, dan stadion green building dengan sertifikasi platinum pertama.