Bagikan:

JAKARTA - Dosen Universitas Indonesia (UI) Ade Armando mencium potensi politik identitas pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang. Potensi ini muncul saat deklarasi atau wacana majunya Anies Baswedan di perhelatan politik akbar tersebut.

Seperti diketahui, sejumlah relawan mengatasnamakan Aliansi Nasional IndonEsia Sejahtera (ANIES) mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) 2024.

Koordinator ANIES, Laode Basir mengatakan, dukungan itu diberikan lantaran kinerja Anies dalam memimpin Jakarta selama empat tahun ini dinilai sangat baik. Menurut Ade, dari beberapa hasil survei lembaga terkemuka seperti SMRC atau Indikator Politik Indonesia, elektabilitas Anies jauh dari pesaingnya seperti Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.

Pada survei SMRC misalnya, elektabilitas Anies berkisar di angka 14,3 persen. Sedangkan Prabowo Subianto di 20,7 persen dan Ganjar Pranowo, 19 persen. Selanjutnya di survei Indikator, Anies di angka 15,5 persen. Sedangkan Prabowo punya elektabilitas tertinggi dengan angka 26,2 persen diikuti Ganjar, 20,8 persen.

Bagi Ade, rendahnya dukungan terhadap Anies membuka peluang dimainkannya politik identitas sama seperti pada 2016 lalu.

"Anies semula berada pada posisi terendah dalam berbagai survei calon Pilgub DKI pada awalnya. Survei menunjukkan Anies berada di bawah dukungan terhadap Basuki Tjahaja Purnama. Namun begitu, Anies menggunakan Islam, tim kampanye aktif di masjid dan pengajian dan menggandeng para ulama. Kali ini pun strategi serupa dilakukan," kata Ade dilansir dari kanal Youtube CokroTV, Jumat, 22 Oktober.

Belum lagi rapor merah yang diganjar LBH Jakarta pada Anies Baswedan dengan 10 catatan kekurangan selama 4 tahun memimpin Jakarta. Diantaranya, buruknya kualitas udara Jakarta, sulitnya akses air bersih, penanganan penataan kampung kota yang belum hingga ketidak seriusan Pemprov DKI Jakarta dalam memperluas akses terhadap bantuan hukum.

"Ini pula yang mungkin menjelaskan mengapa berbagai hasil survei lembaga riset terkemuka di Indonesia saat ini menunjukkan elektabilitas Anies lebih rendah," tegas Ade. 

Dengan sejumlah kegagalan ini, Ade khawatir potensi penggunaan politik identitas kembali mencuat di Pilpres 2024 mendatang. Ada berharap masyarakat untuk terus merawat akal sehat agar tidak masuk dalam permainan isu-isu ini.