Kru Dicurigai Terinfeksi COVID-19, Hong Kong Cegah Kapal Pesiar Spectrum of the Seas Royal Caribbean Berlayar
Ilustrasi kapal pesiar Spectrum of The Seas yang dioperasionalkan oleh Royal Caribbean. (Wikimedia Commons/Dickelbers)

Bagikan:

JAKARTA - Pihak berwenang Hong Kong mencegah kapal pesiar yang dioperasionalkan oleh Royal Caribbean meninggalkan pelabuhan negara tersebut pada Kamis malam, lantaran seorang kru diduga terinfeksi COVID-19 setelah pengujian rutin, kata pemerintah dan operator kapal pesiar.

Kapal pesiar Spectrum of the Seas yang dinaungi oleh Royal Caribbean, dijadwalkan untuk memulai perjalanan 'berlayar ke mana-mana' di perairan terdekat, dibatasi hingga setengah kapasitas dan hanya untuk penduduk yang divaksinasi penuh yang dites negatif untuk virus 48 jam sebelum perjalanan.

Sekitar 1.000 penumpang dari total 1.200 telah naik ke kapal pesiar sebelum perjalanan empat malam itu dibatalkan. Semua harus menjalani tes wajib, tetapi diizinkan meninggalkan kapal karena mereka tidak memiliki kontak langsung dengan awak kapal.

"Dalam tes rutin COVID-19 terhadap awak kapal hari ini, kami mengidentifikasi satu awak yang diuji indeterminate. Setelah pengujian sampel sekunder, tes tersebut menghasilkan positif awal COVID-19," kata Royal Caribbean dalam sebuah pernyataan di Facebook, seperti melansir Reuters 22 Oktober.

Anggota kru berusia 40 tahun itu dinyatakan positif COVID-19 di Malaysia pada Juli dan kemudian dites negatif lebih dari 10 kali sejak kembali ke Hong Kong pada Agustus. Dia divaksinasi lengkap dengan vaksin Sinovac China.

Sampel terakhirnya dikumpulkan pada 19 Oktober dan memiliki 'viral load yang sangat rendah', Pusat Perlindungan Kesehatan mengatakan dalam sebuah pernyataan, menambahkan dia tidak menunjukkan gejala dan keputusan untuk menahan kapal adalah "tindakan yang bijaksana".

Untuk diketahui, Hong Kong memiliki beberapa pembatasan perjalanan paling ketat di dunia dan hampir bebas COVID-19. Kota yang diperintah China telah melaporkan lebih dari 12.300 kasus sejak awal pandemi, sebagian besar kasus impor dan 213 kematian.