JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan panitia penyelenggara Formula E akan meninjau lima lokasi alternatif yang diajukan menjadi sirkuit. Dia tak memaparkan secara pasti kapan waktu peninjauan namun dipastikan bulan ini lokasi sirkuit akan diputuskan.
"Ada lima alternatif (sirkuit, red) sedang menunggu prosesnya. Secara teknis akan ditinjau dari utusan Formula E, insyaallah akan diputuskan," kata Riza kepada wartawan di Jakarta, Minggu, 17 Oktober.
Setelah peninjauan dilakukan nantinya tim panitia akan menentukan lokasi balap mobil yang sesuai dengan kriteria dan syarat yang ditetapkan.
"Kita tunggu saja sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan," tegas Riza.
Dia berharap lima lokasi itu bisa memenuhi syarat dan ketentuan yang ada. Sehingga, Formula E bisa digelar pada Juni 2022 mendatang di DKI Jakarta.
"Syarat dan komitmen sudah dipenuhi dan Insyaallah pada 2022 bulan Juni akan dilaksanakan di Jakarta," ungkapya.
"Saya tidak ingin mendahului, nanti tunggu saja karena harus ditinjau dan dicek dulu," imbuh Riza.
BACA JUGA:
Diberitakan sebelumnya, FIA World Motor Sport Council di Paris mengesahkan kalendar balapan musim ke-8 tahun 2021/2022 pada 15 Oktober kemarin. Hasilnya, Jakarta resmi menjadi tuan rumah Formula E pada tanggal 4 Juni 2022.
Chief Championship Officer sekaligus Co-founder Formula E, Alberto Longo, lewat keterangan video, memberikan ucapan selamat kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Longo bilang, Anies berhasil mewujudkan program Jakarta Langit Biru untuk tujuan udara yang bersih lewat gelaran Formula E.
"Gubernur Anies mengirimkan pesan bahwa menggeser kendaraan pribadi dengan transportasi umum dan mempromosikan penggunaan mobil listrik merupakan satu dari beberapa langkah yang akan ditempuh. Ini adalah upaya lintas generasi, dan Formula E akan membantu untuk merangkul partisipasi generasi muda dan para milenial," kata Longo dikutip VOI, Sabtu, 16 Oktober.
Longo menganggap Formula E di Jakarta atau Jakarta E-Prix merupakan kegiatan yang penting. Ia pun mengapresiasi upaya Presiden Jokowi dalam mengurangi ketergantungan Indonesia pada energi konvensional, dan beralih pada energi ramah lingkungan, sebuah filosofi yang senada dengan pandangan FEO.
"Apalagi dalam merealisasikan filosofi tersebut dan untuk mengambil manfaat dari trend mobil listrik dunia, Presiden Joko Widodo berencana menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi mobil listrik dan baterai mobil," tutur Longo.