Bagikan:

JAKARTA - Bupati Kepulauan Seribu Junaedi menyebut sampai saat ini tempat wisata di daerahnya belum dibuka karena belum mendapat rekomendasi pembukaan dari Kementerian Pariwisatan dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

Padahal, Kepulauan Seribu sudah bersurat dua kali kepada Kemenparekraf dan Kementerian Koordinator Bidang Kemartiman dan Investasi (Kemenkomarves) terkait perizinan pembukaan tempat wisatanya.

"Saat ini belum dibuka. Kita tinggal menunggu rekomendasi dari Kemenparekraf. Kami juga sudah bersurat dua kali untuk secepatnya dibuka," kata Junaedi kepada wartawan, Rabu, 13 Oktober.

Akibat tempat wisata yang masih ditutup ini, Junaedi mengaku kondisi perekonomian warga Kepulauan Seribu sangat terdampak. Sebab, sebagian besar penghasilan warga berasal dari sektor wisata di sana.

Karenanya, Junaedi berharap pemerintah pusat segera mengizinkan pembukaan tempat wisata di Kepulauan Seribu.

"Kondisi ekonomi masyarakat luar biasa sangat terdampak. Pariwisata di sana memang tergantung pada wisata. Harapannya ingin segera dibuka, gitu aja, karena mereka potensinya hanya wisata di sana," ungkap Junaedi.

Dia menjelaskan, perizinan pembukaan tempat wisata di Kepulauan Seribu terganjal oleh penerbitan sertifikat CHSE (Clean, Health, Safety, and Environmental Sustainability).

CHSE didapatkan setelah semua titik lokasi tempat wisata di Kepulauan Seribu siap dan memenuhi penerapan protokol kesehatan.

Karenanya, saat ini Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) DKI menggandeng konsultan untuk membantu kesiapan penerbitan CHSE. Saat ini, 9 dari 11 pulau di Kepulauan Seribu sudah siap dalam penerapan protokol kesehatan.

"Yang sudah siap dari 11 pulau sudah 9 pulau. Sedang kita tata lagi dengan QR code. Yang sudah siap (dibuka) itu pulau-pulau kecil, kayak Pulau Payung, Pulau Kelapa Dua. Mudah-mudahan dua-tiga hari ke depan ada kepastian," tutur dia.